Hama salak
- Kutu wol /putih (Cerataphis sp.) : Hama ini bersembunyi di sela-sela buah.
- Kumbang penggerek tunas (Omotemnus sp..)
- Kumbang penggerek batang :
- Menyerang ujung daun yg masih muda (paling muda), kemudian akan masuk ke dlm batang. Hal ini tidak menyebabkan kematian tanaman, tetapi akan tumbuh anakan yg banyak di dlm batang tersebut.
- Pengendalian: dimatikan atau dengan cara meneteskan larutan insektisida (Diazenon) dengan dosis 2 cc per liter pada ujung daun yg terserang atau dengan cara menyemprot. dlm hal ini diusahakan insektisida dapat masuk ke dlm bekas lubang yg digerek. Memasukkan kawat yg ujungnya lancip ke dlm lubang yg dibuat kumbang hingga mengenai hama.
- Babi hutan, tupai, tikus & luwak
- Pengendalian:
- untuk memberantas babi hutan, dilaksanakan dengan penembakan khusus, atau memagari kebun salak dengan salak-salak jantan yg rapat. Akan lebih baik lagi kalau memagari kebun salak dengan kawat berduri;
- untuk memberantas Tikus, digunakan Zink phosphit, klerat & lain-lain;
- untuk memberantas Luwak & Tupai, dapat digunakan umpan buah pisang yg dimasuki Furadan 3 G.
Penyakit Salak
- Penyakit yg sering menyerang salak adalah sebangsa cendawan putih,
- Gejala: busuknya buah. Buah yg terserang penyakit ini kualitasnya jadi menurun, karena warna kulit salak jadi tidak menarik.
- Pengendalian: mengurangi kelembaban tanah, yaitu mengurangi pohon-pohon pelindung.
- Noda hitam :
- Penyebab: cendawan Pestalotia sp.
- Gejala: adanya bercak-bercakhitam pada daun salak.
- Busuk merah (pink) :
- Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor.
- Gejala: adanya pembusukan pada buah & batang.
- Pengendalian: tanaman yg sakit & daun yg terserang harus dipotong & dibakar di tempat tertentu.
Gulma
Di beberapa tempat di Pulau Jawa, lahan salak dibangun di bekas persawahan. Sehingga otomatis gulma yg merajai kebun adalah gulma-gulma yg biasa terdapat di sawah. Karena lahan sawah yg biasa tergenang air dikeringkan & dibumbun tanahnya maka gulma yg mampu bertahan adalah gulma berdaun sempit & tumbuh menjalar yg sedikit sekali terdapat di sawah. Gulma yg berbatang kurus tegak, berdaun panjang yg umumnya di persawahan kurang mampu bertahan. Itulah sebabnya mengapa gulma di lahan bekas persawahan relatif lebih sedikit. Pengendalian secara manual dengan dikored atau dicangkul pun sudah memadai. Pemberantasan gulma secara kimia di kebun-kebun salak belum lazim dilaksanakan. Untuk lahan yg tidak seberapa luas, para petani masih menggunakan cara manual (mencabuti rumput-rumputan dengan tangan, dikored atau dicangkul). Bila lahan salak cukup luas, serta baru dibuka, gulma yg terdapat tentu banyak sekali & sulit diberantas hanya dengan cara manual. Untuk situasi seperti ini perlu menggunakan herbisida, sebab biaya tenaga kerja relatif murah & hasilnya lebih cepat. Reaksi bahan kimia dlm membunuh tanaman liar juga sangat cepat. Herbisida memiliki pengruh negatif, sebab racun yg dikandungnya dapat membahayakan mahluk hidup lain termasuk ternak & manusia. Herbisida yg akan digunakan perlu sesuai dengan jenis gulma yg akan diberantas. Pilihan yg kurang tepat akan memboroskan biaya. Gulma dari golongan rumput-rumputan dapat dibasmi dengan herbisida Gramoxone, Gesapas, Basta atau Diuron. Dari golongan teki-tekian dapat diberantas dengan Goal. Alang-alang dapat dibasmi dengan Round-up atau Sun-up. Sedangkan tanaman yg berdaun lebar dapat diatasi dengan Fernimine. Ada juga herbisida yg dapat memberantas beberapa jenis gulma. Baca selengkapnya tentang Budididaya Salak di http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/03/salak.html .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar