Cara Budidaya Bunga Anggrek ~ Budidaya Petani. Bagi anda yang ingin menanam tanaman anggrek berikut ini tekniknya yang mungkin dapat menjadi tambahan referensi anda atau cara lain untuk menuju bisnis anda.
 
 
Anggrek mrp tanaman bunga hias b’upa benalu yg bunganya indah. Anggrek  sdh  dikenal sejak 200 tahun lalu & sejak 50 tahun t’akhir mulai dibudidayakan secara luas di Indonesia.
 
Jenis anggrek yg t’dapat di Indonesia t’masuk jenis yg indah antara lain: Vanda tricolor t’dapat di Jawa Barat & di Kaliurang, Vanda hookeriana, b’warna ungu b’bintik-bintik b’asal dr Sumatera, anggrek larat/Dendrobium phalaenopis, anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom, anggrek Paphiopedilun praestans yg b’asal dr Irian Jaya serta anggrek Paphiopedilun glaucophyllum yg b’asal dr Jawa Tengah. Tanaman anggrek dpt dibedakan b’dasarkan sifat hidupnya, yaitu:
 
- Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yg menupang pada      batang/pohon lain tetapi tdk merusak/merugikan yg ditumpangi. Alat yg dipakai      utk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yg fungsinya utk mencari      makanan adalah akar udara.
- Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yg menempel      pada pohon/tanaman lain yg tdk merusak yg ditumpangi, hanya akar lekatnya      juga b’fungsi spt akar udara yaitu utk mencari makanan utk b’kembang.
- Anggrek tanah/anggrek t’restris adalah jenis anggrek yg      hidup di atas tanah.
Manfaat utama tanaman ini adalah sbg tanaman hias karena bunga anggrek mempunyai keindahan, baunya yg khas. Selain itu anggrek b’manfaat sbg campuran ramuan obat-obatan, bahan minyak wangi/minyak rambut.
 
4. SENTRA PENANAMAN
Sentra tanaman anggrek di Eropa adalah Inggris, sedangkan di Asia adalah Muangthai. Di Indonesia, anggrek banyak t’dapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra ataupun di Irian Jaya. 
 
- Angin tdk & curah hujan t’lalu b’pengaruh t’hadap      pertumbuhan tanaman anggrek.
- Sinar matahari sgt dibutuhkan sekali bagi tanaman ini.      Kebutuhan cahaya b’beda-beda t’gantung pada jenis tanaman anggrek.
- Suhu minimum utk pertumbuhan anggrek adalah 12,7      derajat C. Jika suhu udara malam b’ada di bawah 12,7 derajat C, maka      daerah t’sebut tdk dianjurkan utk ditanam anggrek (di dataran tinggi      Dieng).
- Tanaman anggrek tdk cocok dlm suasana basah t’us      menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.
5.2. Media Tanam
Terdapat 3 jenis media utk tanaman anggrek, yaitu: 
 
- Media utk anggrek Ephytis & Semi Ephytis t’diri      dari: 
- Serat Pakis yg tlah digodok.
- 2. Kulit kayu yg dibuang getahnya.
- Serabut kelapa yg tlah direndam air selama 2 minggu.
- Ijuk.
- Potongan batang pohon enau.
- Arang kayu .
- Pecahan genting/batu bata.
- Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman       & akarnya. utk anggrek Semi Epirit yg akarnya menempel pada media utk       mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan spt kompos, pupuk       kandang/daun-daunan.
- Media utk anggrek t’restria : Jenis anggrek ini hidup      di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah      binatang, serat pakis & lainnya.
- Media utk anggrek semi t’restria : Bahan utk media      anggrek ini perlu pecahan genteng yg agak besar, ditambah pupuk kandang      sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu, serat      pakis & lainnya. Derajat keasaman air tanah yg dipakai adalah 5,2.
5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yg cocok bagi budidaya tanaman ini dpt dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
 
- Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl) : Anggrek panas      memerlukan suhu udara 26-30 derajat C pada siang hari, 21 derajat C pada      malam hari, dengan daerah ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh jenis anggrek      ini adalah: 
- Dendrobium phalaenopsis
- Onchidium Papillo
- Phaphilopedillum Bellatum
- Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl) : Anggrek      sedang pada suhu udara siang hari 21 derajat C & 15–21 derajat C,pada      malam hari, dengan ketinggian 150-1500 m dpl.
- Anggrek dingin (lebih dr 1500 m dpl) : Anggrek dingin      jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21 derajat C di      siang hari & 9–15 derajat C pada malam hari, dengan ketinggian = 1500      m dpl. Contoh: anggrek jenis Cymbidium.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
- Persyaratan Bibit : Bibit anggrek yg baik, sehat & unggul      mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat,      daun subur, bunga lebat & indah.
- Penyebaran Biji : Bibit anggrek b’asal dr biji yg disemaikan.      Adapun penyebaran biji anggrek sbg b’ikut: 
- Peralatan yg digunakan utk penyebaran biji harus b’sih.
- Mensterilkan biji : Sebelum biji disebar harus       disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan dlm 100 cc air       kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dlm botol. Biji dimasukan       dlm botol & digojog 10 menit. (biji anggrek yg semula kuning       kecoklatan b’ubah warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang & diganti       dengan aquades, digojog b’ulang kali (2–3 kali).
- Penyebaran biji anggrek : Botol-botol yg tlah disterilkan       dpt digunakan utk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher       botol dipanaskan di atas lampu spritus utk menghilangkan kuman. utk memasukan       biji anggrek ke dlm botol digunakan pipet yg dibersihkan dulu dengan cara       pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup kedalam       spritus. Botol yg tlah t’buka kemudian diisi biji anggrek & diratakan       keseluruh permukaan alas makanan yg tlah disediakan. Sebelum botol       ditutup kita panaskan lagi di atas spritus kemudian ditutup kembali. 
- Teknik Penyemaian Benih : 
- Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji       anggrek, yg kosong b’warna putih & yg isi kuning coklat/warna lain.
- Mempersiapkan botol yg b’mulut lebar b’sih & tdk b’warna       agar dpt meneruskan cahaya matahari yg dibutuhkan & mudah dilihat.
- Tutup botol dr kapas digulung-gulung sampai keras,       ujung diikat tali utk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yg dipotong       potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar bakteri/jamur tdk masuk       sehingga tdk t’infeksi atau t’kontaminasi.
- Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yg b’sih dr bakteri/jamur       dengan kain yg  sdh  dicelup formalin udara dlm lemari       disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin supaya menguap       mensterilkan kaca (ent-kas).
- Pembuatan sterilsasi alas makanan & utk membuat       alas makanan anggrek biasanya dipakai resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:       
- Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram
- KH2PO4 : 0,25 gram
- MgSO47H2O : 0,25 gram
- (NH4)2SO4 : 0,25 gram
- Saccharose : 20 gram
- FeSO4 4H2O : 0,25 gram
- MnSO4 : 0,0075 gram
- Agar-agar : 15–17,5 gram
- Aquadest : 1000 cc
§  Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper. Sterilisasi dengan cara dipanaskan dlm Autoclaf yg sampai 110 derajat C selama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempat b’sih, dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3 tinggi botol (dari alas sampai ke leher botol) & didiamkan selama 5–7 jam utk mengetahui sterilisasi yg sempurna.
 
                        Pemindahan Bibit : Setelah tanaman di dlm botol b’umur 9–12 bulan t’lihat besar, tumbuh akar. dlm tingkat ini bibit  sdh  dpt dipindahkan kedalam pot penyemaian yg b’diameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yg b’lubang. Siapkan pecahan genting, & akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5–30 mm sehingga serabutnya t’lepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai t’lebih dulu dicuci b’sih & biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam dulu dlm alas makanan selama 24 jam yg b’upa: 
 
                        Urea atau ZA : 0,50 mg
                        DS, TS atau ES : 0,25 mg
                        Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg
                        Air : 1000 cc
o    Alaternatif lain sbg alas makanan, dpt juga dipakai pupuk buatan campuran unsur N, P, K perbandingan 60:30:10 atau dpt juga digunakan pupuk kandang yg tlah dicampur pakis dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1. Selain itu dpt digunakan kulit Pinus yg di potong kecil sebesar biji kacang tanah, yg tlah direndam dlm alas makanan spt akar pakis selama 24 jam. utk isian pot ini dpt juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapa yg dipotong-potong sebesar ibu jari. Pot yg disiapkan diisi dengan pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian isi remukan pakis t’sebut setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah (tidak perlu dipadatkan). Pemindahan bibit ke dlm pot dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botol dengan memasukkan air b’sih ke dlm botol. Dengan kawat b’sih b’ujung spt huruf U, tanaman dikeluarkan satu persatu (akar lebih dahulu). Setelah keluar tanaman dicuci kaporit 1 % kemudian dengan air b’sih. Seedlings (semaian) ditanam dlm pot dengan rapat. Apabila di dlm botol  sdh  t’jadi kontaminasi jamur sebaik lebih dulu direndam di dlm antibiotic (penicillin, streptomycin yg tlah lewat expirydatenya) 10 menit baru ditanam. 
 
                        Pemindahan dr Pot Penyemaian : Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan ke pot biasa yg b’diamater 4–6 cm, yg b’isi potongan genting/batu bata merah, kemudian b’i pakis/kulit pinus yg tlah direndam dlm alas makanan sampai 1 cm di bawah tepi pot.
 
6.2. Pengolahan Media Tanam
Media tanam utk tanaman anggrek tanah dibedakan:
- Tanaman dlm pot (dengan diameter 7-30 cm t’gantung dr jenis      tanaman). Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang      di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di      letakkan di tengah & akarnya disebar merata dlm pot, kemudian batang      anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk kandang yg tlah dicampur sesuai      dengan komposisi kira-kira 2/3 dr pot.
- Media tanam dlm tanah dengan sistim bak-bak tanam. Bak      t’buat dr batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm & tinggi bak 2 lapis      batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah utk menghindari dr kebecekan,      di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm      x 2 m & jarak antara pembantas dengan yg lain 3 cm. Tiang penahan      dibuat 4 buah yg ditancapkan ke dlm tanah dengan ketinggian masing-masing      1,5 m. Antara tiang satu dengan yg lain dihubungkan dengan kayu sehingga      keempat tiang t’sebut mrp suatu rangkaian. 
6.3. Teknik Penanaman
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman anggrek, yaitu:
- Anggrek Ephytis adalah anggrek yg menupang pada      batang/pohon lain tetapi tdk merusak/merugikan yg ditumpangi atau      ditempelin. Alat yg dipakai utk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yg      fungsinya utk mencari makanan adalah akar udara.
- Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yg menempel      pada pohon/tanaman lain yg tdk merusak yg ditempel, hanya akar lekatnya      juga b’fungsi spt akar udara yaitu utk mencari makanan utk b’kembang.
- Anggrek tanah/anggrek t’restris. 
6.4. Pemeliharaan Tanaman
- Penjarangan & Penyulaman : Penjarangan & penyulaman      dilakukan pada tempat yg disesuaikan dengan jenis anggrek, yg sifatnya      epphytis atau anggrek tanah.
- Penyiangan : utk tanaman anggrek pada penyiangan pada      waktu pada kondisi di dlm botol kemudian dipisahkan ke dlm pot-pot yg  sdh       disediakan sesuai jenis anggrek.
- Pemupukan : Unsur makro yaitu unsur yg diperlukan dlm jumlah      besar yg meliputi: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. utk unsur mikro yaitu      unsur yg dibutuhkan dlm jumlah yg sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V,      Sc, B, Si, dst. Unsur makro & unsur mikro dpt diambil dr udara atau dr      tanah, b’upa gas atau air & garam-garam yg t’larut di dalamnya.      Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dlm 3 tahapan, yaitu: 
- Pemupukan utk bibit (seedlings) dengan N, P, K.       Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan utk pembentukan       pertumbuhan & perkembangan tanaman. Unsur N diambil dr pupuk ZA/urea,       utk P dipakai pupuk ES; DS; TS, & K dr Kalium Sulfat (K2SO4).       Pupuk-pupuk buatan yg mengandung N, P, K: 
- Urea : 0,6 gram utk 1 liter        air
- ES : 0,3 gram utk 1 liter air
- ZK : 0,1 gram utk 1 liter air
- Pemupukan utk ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K.       Perbandingan N:P:K=3:3:3 yg sama banyak disini tdk memerlukan tambahan       pupuk, maka dpt dususun sendiri pupuk yg mengandung N, P, K dengan cara       misalnya : 
- Urea : 0,3 gram utk 1 liter        air
- DS : 0,3 gram utk 1 liter air
- K2SO4 : 0,3 gram utk 1 liter        air
- Pemupukan utk ukuran b’bunga (flowerings-size) :       Tanaman yg  sdh  b’bunga dipupuk dengan perbandingan       N:P:K= 1:6:1. Teknik pemberian pupuk buatan adalah: 
- Dalam bentuk padat/powder yg dilakukan        dengan menaburkan secara hati-hati, jangan t’sangkut pada daun/batangnya        yg menyebabkan daun/batang tadi dpt t’bakar.
- Disiramkan, yg mana anggrek        dpt menyerap air & garam-garam yg t’larut di dalamnya. Cara ini        banyak dilakukan dimana-mana.
- Penyemprotan, cara ini sgt baik        apabila t’jadi pembusukan akar didalamnya, maka akarnya ditutup        plastik.Pupuk kandang yg sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi,        kerbau, kambing, ayam & lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang        selain mengandung b’macam-macam unsur yg dibutuhkan oleh tanaman juga        sgt membantu dlm penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau. Keburukan        dr pupuk kandang ini adalah di dlm kotoran banyak bateri yg mengandung        jamur. utk itu dianjurkan disangan lebih dahulu utk menghilangkan        jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan pada        waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore.
- Pengairan & Penyiraman : Sumber air utk penyiraman      tanaman anggrek dpt b’asal dari: 
- Air Ledeng, baik utk menyiram karena jernih & steril,       tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam       misalnya HCl. PH yg baik sekitar 5,6-6.
- Air sumur, baik utk menyiram karena banyak mengandung       mineral dr tanah yg sgt dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah       kapur harus diperhatikan pHnya.
- Air hujan, yg ditampung didalam tong-tong/bak sgt baik       utk menyiraman.
- Air kali/air selokan, tetapi kita tdk tahu pasti       apakah air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yg bisa mengganggu       anggrek/tidak. Kalau dilihat dr sudut isi makanan mungkin cukup baik. Hal       perlu diperhatikan bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dr isian       pot supaya bisa mengatur banyaknya air utk menyiram. Adapun macam isian       pot & sifat diuraikan sbg b’kut: 
- Pecahan genting/pecahan batu        merah, yg mana mudah menguapkan air & sifat anggrek yg tdk begitu        senang dengan air sehingga tdk mudah utk lumutan. utk pecahan genting        lebih kecil daya serapnya lebih banyak & utk siraman lebih sedikit.
- Potongan sabut kelapa,        pemakaian serabut kelapa lebih baik utk digunakan di daerah panas karena        menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerah dingin tdk menguntungkan        karena mudah busuk. 
- Remukan akar pakis yg hitam,        keras & baru tdk mudah utk menyerap air, setelah beberapa bulan        banyak menyerap air. Akar pakis yg coklat & lunak lebih mudah        menyerap & menahan air. 
- Potongan kulit pakis, dimana        media ini sukar sekali utk penyerapan air, mudah t’jadi penguapan. Jika        potongannya besar, penyerapan kecil & jika potongan kecil penyerapan        air lebih banyak. Bagi tanaman yg  sdh         besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali musim hujan & 1-3        hari sekali pada musim hujan. 
- Waktu Penyemprotan Pestisida : Obat-obatan sebaiknya      disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik pada sore hari sekitar jam      5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang      lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek t’serang hama      perlu dilakukan b’ulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu t’tentu (untuk      kutu) daun seminggu sekali. Adapun jenis insektisida & dosis yg digunakan      utk hama antara lain: 
- Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air utk ulat       pemakan daun
- Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air utk ulat pemakan       daun
- Malathion dosis 3 gram/liter air utk ulat, kumbang,       kutu
- Kelthane dosis 2 gram/liter air, utk kutu.
- Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10       liter, utk keong & bekicot air
- Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8       cc/10 liter, utk keong & bekicot air. utk hama bekicot ada 2 cara       pengendaliannya yaitu: 
- Menyebarkan obat sekitar pot        anggrek dengan mencampur antara obat Metadeks ke dedak halus di tambah        air sedikit.
- Membuat larutan 1 cc Dieldrin        50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6–8 cc Folediol E 605 kedalam        air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam dlm larutan t’sebut        selama beberapa waktu & diulang satu minggu sekali.
7. HAMA & PENYAKIT
- Tungau/kutu perisai 
- Gejala: menempel pada pelepah daun; b’warna kemerahan       jumlahnya banyak; bekas serangan b’upa b’cak hitam & merusak daun. 
- Pengendalian: digosok dengan kapas & air sabun;       apabila serangan  sdh  parah, harus disemprot oleh insektisida       dengan dosis 2 cc/liter.
- Semut 
- Gejala: merusak akar & tunas muda yg disebabkan       oleh cendawan.
- Pengendalian: pot direndam dlm air & ciptakan       lingkungan b’sih di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.
- Belelang 
- Gejala: pinggiran daun rusak dengan luka b’gerigi tak       b’aturan. utk jenis belalang b’ukuran kecil, perlu pengamatan cermat. 
- Pengendalian: segera semprotkan insektisida yg b’sifat       racun kontak/yang sistematik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung       dimusnahkan/dibunuh.
- Trips 
- Gejala: menempel pada buku-buku batang & daun       muda; menimbulkan b’cak abu-abu dipermukaan daun & merusak bunga       hingga bentuk bunga tdk menarik. 
- Pengendalian: secara periodik & t’atur pot anggrek       disemprot insektisida.
- Kutu babi 
- Gejala: kerusakan yg ditimbulkan spt akibat semut;       tapi tdk menyerang tunas daun. 
- Pengendalian: perendaman dpt mengusir kutu babi dr pot       anggrek.
- Keong 
- Gejala: menyerang lembaran daun anggrek. 
- Pengendalian: dlm jumlah sedikit cukup       diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai insektisida/dijebak       dengan bubuk prusi.
- Red Spinder 
- Gejala: b’cak putih di bagian bawah daun; permukaan       atas menjadi kuning & lama kelamaan daun mati. 
- Pengendalian: bila sedikit cukup diambil dengan       menggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun dengan alkohol; apabila       banyak maka perlu menggunakan insektisida dengan bahan aktif diazinon,       dicofol.
- Kumbang 
- Gejala: yg t’serang akan b’lubang-lubang khusus       kumbang penggerek batang kerusakannya b’upa lubang di tengah batang &       tdk nampak dr luar; Larvanya yg menetas dr telur merusak daun anggrek. 
- Pengendalian: menyemprotkan tanaman yg diserang dengan       menggunakan insektisida sistemik secara rutin; b’sihkan pot dr kepompong       & telur kumbang dengan jalan memindahkannya ke pot baru & media       tanam yg baru pula. 
- Ulat daun 
- Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun       maupun bunga yg sedang mekar. 
- Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2–5 ekor) dpt dibunuh       dengan tangan; bila banyak dpt menggunakan insektisida sistemik; tanaman       yg tlah diserang sebaiknya dipisahkan dengan tanaman yg masih sehat.
- Kepik 
- Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek,       sehingga menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yg diserang lama       kelamaan akan gundul & tdk b’hijau daun lagi. 
- Pengendalian: semprotkan insektisida yg sama spt utk membasmi       serangga lainnya, spt ulat, kumbang & trips.
- Kutu tudung 
- Gejala: daun menjadi kuning, tdk sehat, lalu b’warna       coklat & mati. 
- Pengendalian: spt halnya membasmi ulat kumbang & trips.       
- Penyakit buluk : 
- Sering t’dapat di dlm media tanam, kultur spora       cendawan ini t’bawa oleh biji anggrek karena tutup botol tdk steril. 
- Gejala: biji anggrek tdk mampu b’kecambah & persemaian       dlm botol akan gagal; kecambah yg tlah tumbuh kalau diserang cendawan ini       akan mati/layu. 
- Pengendalian: pada awal serangan media agar       dikeluarkan dr botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukan dengan       steriil; kalau kecambah anggrek t’lanjur besar, segera dikeluarkan dr botol       & dicuci dengan fungisida lalu kecambah ditanam dlm pot.
- Penyakit rebah kecambah : 
- Merupakan penyakit anggrek selama masih dlm persemaian.       Penyebaran penyakit ini lewat air. 
- Gejala: semula b’upa b’cak kecil bening pada permukaan       daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada titik tumbuh pada tunas       serta ke bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk & mati.       
- Pengendalian: bibit yg sakit sebaiknya segera dibuang,       dibakar sampai musnah. Pot & kumpulan kecambah dikeringkan & disemprot       dengan fungisida. 
- Penyakit b’cak coklat 
- Kecambah jenis Phalae-nopsis sgt peka t’hadap bakteri       ini, t’utama pada cuaca sgt lembab. Infeksi melalui daun basah atau di       bekas luka pada daun. Sentuhan daun yg sakit pada daun sehat dpt menularkan       penyakit ini.
- Gejala: b’cak kecil bening pada pucuk daun. dlm beberapa       hari dpt meluas ke seluruh kompot, daun kecambah anggrek menjadi rusak       & mati. Penyakit ini sgt ganas, karena mematikan & cepat menular.       
- Pengendalian: sgt sulit penyakit ini pada awal       serangan. Pada serangan yg parah, tdk ada jalan lain kecuali memusnahkan       seluruh kecambah anggrek.
- Penyakit b’cak hitam 
- Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular       malalui akar & alat yg tdk sterill 
- Gejala: timbul warna coklat kehitaman pada bagian       tanaman yg t’serang. Mulai dr daun ke atas sampai ke tunas & ke bawah       hingga ujung akar. Tanaman t’lambat tumbuh, kerdil & mengakibatkan       kematian. 
- Pengendalian: bagian yg t’serang dipotong & dibuang       atau disemprotkan fungisida; alat-alat potong disiram alkohol/dibakar       sebelum digunakan.
- Penyakit busuk akar 
- Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani.
- Gejala: akar leher membusuk mencapai rhizoma & umbi       batang, daun & umbi batang menguning, b’keriput, tipis & bengkok,       tanaman kerdil & tdk sehat. 
- Pengendalian: semua bagian tanaman yg sakit dipotong       & dibuang; bekasnya disemprot dengan fungisida (Benlate). 
- Penyakit layu 
- Penyebab: cendawan Fusarium Oxyporium. 
- Gejala: mirip serangan penyakit busuk akar, namun pada       rhizoma t’dapat garis-garis, atau lingkaran b’warna ungu. Pada serangan b’at,       seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti pembusukan pada umbi batang,       tanaman sgt tdk sehat. 
- Pengendalian: bagian yg t’serang dibuang lalu bekasnya       disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam baru, yg masih       segar & b’sih. Usahakan t’dapat aliran udara yg lancar di sekitar       tanaman. 
- Penyakit busuk 
- Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi. 
- Gejala: t’dapat bintil-bintil kecil b’warna coklat       pada bagian tanaman yg t’kena penyakit. 
- Pengendalian: bagian tanaman yg sakit dipotong & dibuang.       Media tanaman & seluruh pot didesinfektan dengan larutan formalin 4 %       ataupun fungisida/antibiotik Natrippene 0,5 % selama 1 jam.
- Penyakit b’cak coklat 
- Gejala: b’cak coklat pada permukaan daun, lalu       menyebar keseluruh bagian tanaman. 
- Pengendalian: membuang semua bagian yg sakit, lalu       semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.
- Penyakit busuk lunak 
- Penyebab: bakteri Erwinia Cartovora. 
- Gejala: daun & akar membusuk serta b’bau. Penyakit       ini cepat sekali meluas namun khusus pada rhizoma & umbi batang,       penyebarannya agak lambat.
- Penanggulangan: peralatan kebun harus steril, bagian       yg sakit dipotong & dibuang. Semprotkan Physan 20, pot tanaman       disemprot dengan formalin 4 %. 
- Penyakit b’cak b’cincin 
- Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus       Odontoglos-sum). 
- Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan       pada permukaan daun. 
- Pengendalian: hanya dengan pencegahan yakni membuang       bagian tanaman yg sakit serta menstrerilkan semua alat potong.
- Penyakit Cymbidium 
- Penyebab: virus Mozaic Cymbidium. 
- Gejala: semula b’upa b’cak kekuningan lalu muncul       jaringan mati b’bintik, b’garis atau lingkaran. Khusus pada Cattleya, b’cak       tadi b’warna coklat atau hitam cekung. Kadang ada gejala kematian       jaringan di tengah daun yg dilingkari jaringan normal. Daun tua banyak       sekali menunjukkan adanya bintik jaringan yg mati. 
- Pengendalian: hanya b’sifat pencegahan yaitu membuang       bagian tanaman yg sakit, serta mensterilkan segala alat yg dipakai.
- Penyakit busuk hitam 
8.1. Ciri & Umur Tanaman b’bunga
 
Umur tanaman anggrek b’bunga, t’gantung jenisnya. Umumnya tanaman angrek dewasa b’bunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yg dihasilkan kira-kira 2 tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.
 
8.2. Cara Pemetikan Bunga
 
Untuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan dilakukan pada jarak 2 cm dr pangkal tangkai bunga dengan menggunakan alat potong yg b’sih.
 
Bibit anggrek yg  sdh  dewasa & sesudah 2 bulan tangkai bunga akan menghasilkan 2 tangkai dengan jumlah kuntum 20-25 kuntum/tangkai.
 
Pengumpulan bunga anggrek dilakukan b’dasarkan permintaan pasar. Jenis anggrek Dendrobium dpt dipanen dlm bentuk:
 
- Tanaman muda utk bibit
- Tanaman dewasa utk tanaman hias
- Bunga potong 
Tanaman muda utk bibit biasa dijual dlm bentuk pot kecil, sedangkan tanaman dewasa biasanya tanaman  sdh  b’bunga. utk bunga potong dipilih tangkai yg kuntumnya paling banyak  sdh  mekar (kuncup t’sisa 1–3 kuntum).
 
9.2. Penyortiran & Penggolongan
 
Bunga dipilih yg bagus, tdk kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bunga dikelompokan sesuai dengan kebutuhan b’dasarkan tingkat kesegaran atau ukuran bunga dengan maksud utk mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yg bagus tdk turun harganya.
 
Penyimpanan b’tujuan utk memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga dilakukan pada saat:
 
- Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen      selesai.
- Bunga yg tlah dipanen tdk segera dijual atau diangkut.
- Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.
Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan agar penurunan mutu lebih lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dengan cara penempatan bunga dlm larutan pengawet atau air hangat (38–43 derajat C) selama 2 jam. Larutan bahan pengawet t’sebut antara lain:
 
- Larutan seven up dengan kadar 30 %.
- 2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk      fungisida) & 1 gram asam sitrat per 10 liter.
- 2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline      sulfat & 1 gram asam sitrat per 10 liter.
- Larutan gula kadar 4–5 % ditambah 0,2 gram quinolin per      liter. 
Pengawetan utk bunga yg dikirim jauh adalah dengan merendam tangkainya dlm larutan gula dengan kadar 6–8 % selama 24 jam atau dimasukan dlm kantong plastik & kadar karbon dioksida (CO2) dinaikkan dengan menggunakan es kering atau isimpan pada ruangan dengan kondisi udara antara 0–5 derajat C.
 
9.4. Pengemasan & Pengangkutan
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan & pengawetan bunga dendrobium potong dipak melalui cara:
- Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan      menggunakan kantong plastik tipis, ukuran disesuaikan t’gantung panjang      tangkai.
- Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian      dibungkus kantong plastik ukuran panjang 8 cm & lebar 4 cm.
- Pembungkus bunga & pembungkus pangkal tangkai      digabungkan selanjutnya diikat dengan karet gelang.
- Bungkusan-bungkusan bunga disusun b’silang di dlm kotak      karton yg b’lubang sampai cukup padat.
- Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton tape.      
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
 
10.1. Analisis Usaha Budidaya
 
Perkiraan analisis budidaya bunga anggrek Dendrobium dengan luas lahan 1,25 m x 12 m; utk satu pohon/pot dpt menghasilkan bunga sebanyak 2–3 tangkai bunga dimana anggrek dlm pot mulai b’bunga pada umur 3-5 bulan & menjadi bunga potong pada umur 6–7 bulan dengan masa panen optimal 4 kali. Pada panen ke 2 s.d. ke 4 di atas umur 8 bulan; dlm satu tangkai bunga t’dapat 10-15 kuntum bunga. Analisis dilakukan pada tahun 1999 di daerah Bogor. Harga 1 kuntum bunga mencapai harga Rp. 750,- sampai Rp. 1000,-. 
 
- Biaya produksi 
- Bibit 
- Bibit: 8 botol @ Rp. 40.000,-        Rp. 320.000,-
- Akar pakis: 5 ikat (42        lempeng /ikat) Rp. 75.000,-
- Perlengkapan 
- Arang: 80 kg @ Rp. 1.250,-        Rp. 100.000,-
- Pot ukuran 15 cm: 400 bh @        Rp. 750,- Rp. 4.500.000,-
- Gandasil: 2 pak @ Rp. 7.500,-        Rp. 15.000,-
- Kerangka: 1 unit bambu Rp.        150.000,-
- Pupuk 
§  Furadan Rp. 20.000,-
§  Azodrin: 1 botol Rp. 12.500,-
§  Pupuk Urea: 5 kg @ Rp. 2.000,- Rp. 10.000,-
§  NPK: 2,5 kg @ Rp. 2.000,- Rp. 5.000,-
o    Jumlah biaya produksi Rp. 5.207.000,-
                        Pendapatan: 3 tangkai x 10 kuntum x 400 pot x Rp.750,- Rp. 9.000.000,-
                        Keuntungan Rp. 3.793.000,-
                        Parameter kelayakan usaha : 1. Rasio output/input = 1,73
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis 
 
Dalam usaha anggrek ini sgt visibel & modal akan kembali dlm waktu kurang lebih 8 bulan sejak penaman & apabila penjualan dimulai dr sejak dlm botol, maka akan dpt mengurangi biaya operasional. Selain dr segi biaya modal, kebutuhan bunga potong dlm negeri per tahun utk b’bagai jenis anggrek diperkirakan sekitar 5 juta tangkai. Jumlah t’sebut diluar adanya permintaan akan kebutuhan komoditi ekspor.
 
11. STANDAR PRODUKSI
Standar meliputi klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan & pengemasan.
 
Standar mutu bunga angrek potong ini di Indonesia t’cantum dlm SNI 01–3171– 1992.
 
11.3. Klasifikasi & Standar Mutu
 
Bunga angrek potongan antara lain t’diri dr 3 jenis “Arathera James Storie” yg digolongkan dlm empat jenis mutu, “Arachin Maggie Oie” & “Oncidium Golden Shower” yg masing-masing digolongkan dlm tiga jenis mutu. 
 
- a) Aranthera James Storie 
- Panjang tangkai: mutu I=75 cm; mutu II=67,5 cm; mutu       III=60 cm; cara uji dengan SP-SMP-287-1980.
- Minimum jumlah bunga: mutu I=7; mutu II=6; mutu III=6;       cara uji dengan organoleptik.
- Minimum jumlah kuncup: mutu I=2; mutu II=2; mutu       III=2; cara uji dengan organoleptik.
- Minimum jumlah cabang: mutu I=3; mutu II=2; mutu III=1       ; cara uji dengan organoleptik.
- Susunan bunga dlm tangkai: mutu I=lengkap; mutu       II=lengkap; mutu III=lengkap; cara uji dengan organoleptik.
- Bunga rusak karena serangga/jamur/mekanis: mutu       I=tidak ada; mutu II=tidak ada; mutu III=tidak ada; cara uji       organoleptik.
- Arachnis Maggie Oei 
- Panjang tangkai: mutu I=60 cm; mutu II=42,5 cm; mutu       III=32,5 cm; cara uji dengan SP-SMP-287-1980.
- Minimum jumlah bunga: mutu I=8; mutu II=8; mutu III=8;       cara uji dengan organoleptik.
- Minimum. jumlah kuncup: mutu I=2; mutu II=2; mutu       III=2; cara uji dengan organoleptik.
- Susunan bunga dlm tangkai: mutu I=lengkap; mutu       II=lengkap; mutu III=lengkap; cara uji dengan organoleptik.
- Bunga rusak karena serangga/jamur/mekanis: mutu       I=tidak ada; mutu II=tidak ada; mutu III=tidak ada; cara uji       organoleptik.
- Onchidium Goldian Varientas Golden Shower 
- Panjang tangkai: mutu I=67,5 cm; mutu II=60 cm; mutu       III=35 cm; cara uji dengan SP-SMP-287-1980.
- Minimum jumlah bunga: mutu I=7; mutu II=7; mutu III=7;       cara uji dengan SP-SMP- 288-1980.
- Minimum jumlah kuncup: mutu I=5; mutu II=5; mutu       III=5; cara uji dengan SP-SMP- 288-1980.
- Minimum jumlah cabang: mutu I=9; mutu II=7; mutu       III=27; cara uji dengan organoleptik.
11.4. Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak dr jumlah kemasan t’kecil dlm lot & contoh dengan rincian sbg b’ikut:
- Contoh yg diambil 1, utk jumlah kemasan t’kecil dlm lot      = 1 – 3. 
- Contoh yg diambil 3, utk jumlah kemasan t’kecil dlm lot      = 4 – 25.
- Contoh yg diambil 6, utk jumlah kemasan t’kecil dlm lot      = 26 – 50.
- Contoh yg diambil 8, utk jumlah kemasan t’kecil dlm lot      = 51 – 100.
- Contoh yg diambil 10, utk jumlah kemasan t’kecil dlm lot      = 101 – 150.
- Contoh yg diambil 12, utk jumlah kemasan t’kecil dlm lot      = 151 – 200.
- Contoh yg diambil 15, utk jumlah kemasan t’kecil dlm lot      = 201 – lebih.
Sedangkan utk petugas pengambil contoh adalah orang yg tlah b’pengalaman/dilatih lebih dahulu & mempunyai ikatan dlm suatu badan hukum.
 
Pangkal tangkai bunga angrek potongan dimasukan ke dlm tube b’isi cairan pengawet/dibungkus dengan kapas kemudian dimasukan ke dlm kantong plastik b’isi cairan pengawet lalu dikemas dlm kotak karton/kemasan lain yg sesuai.
 
Pada bagian luar kemasan diberi tulisan: 
- Nama barang/varietas anggrek.
- Jenis mutu.
- Nama atau kode produsen/eksportir.
- Jumlah isi.
- Negara/tempat tujuan.
- Produksi Indonesia.
- Osman, Fiyanti, Indah Prasasti (1989) Anggrek Dendrobium,      Jakarta Penebar Swadaya IKAPI 219 hal.
- Tim Red. Trubus (1997) Jakarta. Anggrek Potong Penebar      Swadaya 34 hal.
- Agribisnis Tanaman Hias, F.Rahardi, Sri Wahyuni, Eko M.      Nurcahyo, Penerbar Swadaya 1993
- Budidaya Tanaman Anggrek – Departemen Pertanian 1987,      63 hal.
- Merawat Anggrek , Sutarni M. Soeryowinoto, Penerbit      Yayasan Kanisius, 87 hal. 
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS
 
Budidaya Buah Sawo, Budidaya Salak, Budidaya Rambutan, Budidaya Pisang, Budidaya Nanas, Budidaya Nangka, Budidaya Pepaya, Budidaya Melati, Budidaya Temulawak, dan Budidaya Buah Stroberi.