1. SEJARAH SINGKAT
Sawo yang disebut neesbery atau sapodilas adalah tanaman                buah berupa yang berasal dari Guatemala (Amerika Tengah), Mexico                dan Hindia Barat. Namun di Indonesia, tanaman sawo telah lama dikenal                dan banyak ditanam mulai dari dataran rendah sampai tempat dengan                ketinggian 1200 m dpl, seperti di Jawa dan Madura.
2. JENIS TANAMAN
Tanaman sawo dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan                sebagai berikut: 
- Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
-                  Sub Divisi : Angiospermae (Berbiji tertutup)
-                      Kelas : Dicotyledonae (Biji berkeping dua)
-                          Ordo : Ebenales
-                              Famili : Sapotaceae
-                                  Genus : Achras atau Manilkara
- Spesies : Acrhras zapota. L sinonim                                          dengan Manilkara achr
Kerabat dekat sawo dapat dibedakan menjadi dua jenis,                yaitu:
-  Sawo Liar atau Sawo Hutan : Kerabat dekat sawo liar antara                  lain: sawo kecik dan sawo tanjung. Sawo kecik atau sawo jawa (Manilkara                  kauki L. Dubard.) Sawo kecik dimanfaatkan sebagai tanaman hias                  atau tanaman peneduh halaman. Tinggi pohon mencapai 15 - 20 meter,                  merimbun dan tahan kekeringan. Kayu pohonnya sangat bagus untuk                  dibuat ukiran dan harganya mahal. Sawo tanjung (Minusops elingi)                  memiliki buah kecil-kecil berwarna kuning keungu-unguan, jarang                  dimakan, sering digunakan sebagai tanaman hias, atau tanaman pelindung                  di pinggir-pinggir jalan.
-  Sawo Budidaya : Berdasarkan bentuk buahnya, sawo budidaya dibedakan                  atas dua jenis, yaitu:                  
-  Sawo Manilas : Buah sawo manila berbentuk lonjong, daging                      buahnya tebal, banyak mengandung air dan rasanya manis. Termasuk                      dalam kelompok sawo manila antara lain adalah: sawo kulon,                      sawo betawi, sawo karat, sawo malaysia, sawo maja dan sawo                      alkesa.
-  Sawo Apel : Sawo apel dicirikan oleh buahnya yang berbentuk                      bulat atau bulat telur mirip buah apel, berukuran kecil sampai                      agak besar, dan bergetah banyak. Termasuk dalam kelompok sawo                      apel adalah: sawo apel kelapa, sawo apel lilin dan sawoDuren
 
3. MANFAAT TANAMAN
Manfaat tanaman sawo adalah sebagai makanan buah segar atau bahan                makan olahan seperti es krim, selai, sirup atau difermentasi menjadi                anggur atau cuka. Selain itu, manfaat lain tanaman sawo dalam kehidupan                manusia adalah:
-  Tanaman penghijauan di lahan-lahan kering dan kritis.
-  Tanaman hias dalam pot dan apotik hidup bagi keluarga;
-  Tanaman penghasil buah yang bergizi tinggi; dan dapat dijual                  di dalam dan luar negeri yang merupakan sumber pendapatan ekonomi                  bagi keluarga dan negara;
-  Tanaman penghasil getah untuk bahan baku industri permen karet;                
-  Tanaman penghasil kayu yang sangat bagus untuk pembuatan perabotan                  rumah tangga.
4. SENTRA PENANAMAN
Pengembangan budidaya sawo sudah meluas hampir di seluruh Indonesia.                Pada tahun 1990 areal penanaman sawo terdapat di 22 propinsi, kecuali                N.T.T, Maluku, Irian Jaya, dan Timor Timur. Provinsi yang termasuk                katagori lima besar sentra produsen sawo pada tahun 1993 adalah                Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, dan Kalimantan                Barat. Produksi dan perdagangan mancanegara sawo manila sangat populer                di Asia Tenggara. Data statistik menunjukkan bahwa wilayah Asia                Tenggara merupakan produsen utama buah sawo manila ini. Pada tahun                1987, Thailand menghasilkan 53.650 ton dari jumlah 18.950 ha, Filipina                menghasilkan 11.900 ton dari lahan 4.780 ha, dan Semenanjung Malaysia                menghasilkan 15.000 ton dari lahan 1.000 ha.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
-  Tanaman ini optimal dibudidayakan pada daerah yang beriklim                  basah sampai kering.
-  Curah hujan yang dikehendaki yaitu 12 bulan basah atau 10 bulan                  basah dengan 2 bulan kering atau 9 bulan basah dengan 3 bulan                  kering atau 7 bulan basah dengan 5 bulan kering dan 5 bulan basah                  dengan 7 bulan kering atau membutuhkan curah hujan 2.000 sampai                  3.000 mm/tahun.
-  Tanaman sawo dapat berkembang baik dengan cukup mendapat sinar                  matahari namun toleran terhadap keadaan teduh (naungan).
-  Tanaman sawo tetap dapat berkembang baik pada suhu antara 22-32                  derajat C. 
5.2. Media Tanam
-  Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman sawo adalah tanah                  lempung berpasir (latosol) yang subur, gembur, banyak bahan organik,                  aerasi dan drainase baik. Tetapi hampir semua jenis tanah yang                  diginakan untuk pertanian cocok untuk ditanami sawo, seperti jenis                  tanah andosol (daerah vulkan), alluvial loams (daerah aliran sungai),                  dan loamy soils (tanah berlempung).
-  Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk perkembangan                  tanaman sawo adalah antara 6–7.
-  Kedalaman air tanah yang cocok untuk perkembangan tanaman sawo,                  yaitu antara 50 cm sampai 200 cm.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman sawo dapat hidup baik di dataran rendah maupun dataran                tinggi sampai dengan ketinggian 1.200 m dpl. Tetapi ada daerah-daerah                yang cocok sehingga tanaman sawo dapat berkembang dan berproduksi                dengan baik, yaitu dari dataran rendah sampai dengan ketinggian                700 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
-  Persyaratan Bibit : Saat ini tanaman sawo sudah dapat dikembangkan                  dalam dua tempat, yaitu di kebun dan di dalam pot. Bibit yang                  dipilih sebaiknya bibit yang berasal dari cangkok atau sambung,                  sebab bibit yang berasal dari biji lambat dalam menghasilkan buah.                  Bibit dipilih yang sehat dengan daun yang kelihatan hijau segar                  dan mengembang sempurna serta bebas hama dan penyakit. Bibit dari                  cangkok dipilih yang memiliki cabang atau ranting yang bagus dan                  sehat.
-  Penyiapan Bibit : Untuk memperoleh bibit tanaman sawo ada beberapa                  cara, misalnya dari biji, sambung, dan cangkok.                  
-  Pembenihan biji : Perbanyakan tanaman sawo secara generatif                      dengan biji memiliki keunggulan dan kelemahan. Bibit yang                      berasal dari biji memiliki perakaran yang kuat dan dalam.                      Akan tetapi perbanyakan secara generatif hampir selalu memberikan                      keturunan yang berbeda dengan induknya karena ada pencampuran                      sifat kedua tetua atau terjadi proses segregasi genetis. Tanaman                      sawo yang berasal dari biji mulai berbuah pada umur ±                      7 tahun. Teknik pembibitan tanaman sawo dari biji melalui                      tahap tahap sebagai berikut:                      
-  Pemilihan buah : Pilih buah tua yang matang di pohon,                          sehat, bentuknya normal dan berasal dari pohon induk varietas                          unggul yang telah berbuah.
-  Pengambilan biji                          
-  Belah buah menjadi beberapa bagian.
-  Ambil dan kumpulkan biji-biji sawo yang baik saja,                              kemudian tampung dalam wadah.
-  Cuci dalam air yang mengalir atau air yang disemprotkan                              sampai biji benar-benar bersih.
-  Keringkan biji selama 3 hari sampai 7 hari agar                              kadar air biji berkisar antara 12-14%.
-  Masukkan biji ke dalam wadah tertutup rapat untuk                              disimpan beberapa waktu.
 
-  Pengecambahan benih                          
-  Siapkan bak pengecambahan yang telah diisi media                              pasir bersih setebal 10–15 cm.
-  Sebarkan biji sawo pada permukaan media, kemudian                              tutup dengan pasir setebal 1–2 cm.
-  Siram media dalam bak pengecambahan dengan air                              bersih hingga cukup basah.
-  Tutup permukaan bak pengecambahan dengan lembaran                              plastik bening (tembus cahaya) untuk menjaga kestabilan                              kelembaban media.
-  Biarkan biji berkecambah ditempat yang teduh selama                              7 hari sampai 15 hari. Biji sawo yang telah berkecambah                              atau keluar akar sepanjang 2-5 mm dapat segera dipindahsemikan.
 
 
-  Bibit Asal Enten (Grafting) : Penyambungan tanaman sawo                      sebagai batang atas dilakukan dengan tanaman ketiau atau melali                      (Bassia sp.) sebagai batang bawahnya. Metoda penyambungan                      yang dilakukan adalah metoda sambung pucuk (top grafting).                      Tata laksana memproduksi bibit sawo dengan cara sambung pucuk                      (top grafting) adalah sebagai berikut:.                      
-  Persiapan : Siapkan alat dan bahan berupa pisau tajam,                          tali rafia atau lembar plastik, gunting, kantong plastik                          bening, batang bawah melali atau bassia umur 3-6 bulan                          atau berdiameter batang 0,3–0,7 cm, dan cabang atau                          tunas entres. 
-  Pelaksanaan sambung pucuk                          
-  Potong ujung batang tanaman bassia pada ketinggian                              15–20 cm dari permukaan tanah.
-  Sayat batang bawah membentuk celah atau huruf V                              sepanjang 3–5 cm. 
-  Sayat cabang entres sepanjang 4 cm membentuk baji                              seukuran sayatan batang bawah dan buang sebagian daunnya.
-  Masukkan pangkal cabang entres ke celah batang                              bawah hingga pas benar.
-  Ikat erat-erat hasil sambungan tadi dengan tali                              rafia atau lembaran plastik. 
-  Kerudungi hasil sambungan dengan kantong plastik                              bening selama 10-15 hari.
 
-  Pengakhiran : Hasil sambungan dapat diperiksa setelah                          10 hari sampai 15 hari kemudian. Caranya adalah dengan                          membuka kerudung kantong plastik, kemudian mata entres                          atau bidang sambungan diperiksa. Jika mata entres berwarna                          hijau dan segar berarti penyambungan berhasil. Sebaliknya,                          bila mata entres berwarna coklat dan kering berarti penyambungan                          gagal. 
 
-  Bibit Cangkok : Perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan                      cangkok paling umum dipraktekkan oleh pembibit tanaman tahunan,                      khususnya buah-buahan. Kelemahan bibit cangkok adalah sistem                      perakaran kurang kuat karena tidak memiliki akar tunggang.                      Keuntungan perbanyakan tanaman dengan cangkok, antara lain                      adalah sebagai berikut:                      
-  cangkok mempercepat kemampuan berbuah karena pada umur                          kurang dari satu tahun tanaman sudah mulai berbunga atau                          berbuah; 
-  cangkok memperoleh kepastian kelamin serta sifat genetiknya                          sama dengan pohon induk; 
-  Habitus tanaman pada umumnya pendek (dwarfing) sehingga                          memudahkan pemeliharaan dan panen. Tata laksana pembibitan                          tanaman sawo dengan cangkok adalah sebagai berikut:                          
-  Persiapan : Siapkan alat dan bahan yang terdiri                              dari pisau, sabut kelapa atau lembaran plastik, tali                              pembalut, kotak alat, tali, media atau campuran tanah                              subur dengan pupuk kandang (1:1), dan cabang yang                              cukup umur.
-  Pelaksanaan mencangkok :                              
-  Pilih cabang yang memenuhi persyaratan, yaitu                                  berukuran cukup besar, tidak terlalu muda ataupun                                  tua, pertumbuhannya baik, sehat dan tidak cacat,                                  serta lurus.
-  Tentukan tempat untuk keratan pada bagian cabang                                  yang licin. 
-  Buat dua keratan (irisan) melingkar cabang                                  dengan jarak antara 3–5 cm. 
-  Lepaskan kulit cabang bidang keratan tadi.
-  Kerik kambium hingga tampak kering.
-  Biarkan bekas keratan mengering antara 3 hari                                  sampai 5 hari.
-  Olesi bidang sayatan dengan zat pengatur tumbuh                                  akar, seperti Rootone F.
-  Ikat pembalut cangkok pada bagian bawah keratan.
-  Letakkan media pada bidang karatan sambil dipadatkan                                  membentuk bulatan setebal ± 6 cm.
-  Bungkus media dengan pembalut sabut kelapa                                  atau lembaran plastik. 
-  Ikat ujung pembalut (pembungkus) di bagian                                  ujung keratan. 
-  Ikat bagian tengah pembungkus cangkok, dan                                  buat lubang-lubang kecil dengan cara ditusuk-tusuk                                  lidi.
 
-  Pemotongan bibit cangkok : Setelah bibit cangkok                              menunjukkan perakarannya (1,5–3,5 bulan dari                              pencangkokan), potong bibit cangkok dari pohon tepat                              dibawah bidang keratan.
-  Pendederan bibit cangkok :                              
-  Siapkan polybag berdiameter antara 15-25 cm                                  atau sesuai dengan ukuran bibit cangkok.
-  Isi polybag dengan media berupa campuran tanah                                  dan pupuk kandang matang (1:1) hingga mencapai                                  setengah bagian polybag.
-  Lepaskan (buka) pembalut bibit cangkok. 
-  pangkas sebagian dahan, ranting, dan daun yang                                  berlebihan untuk mengurangi penguapan.
-  Tanamkan bibit cangkok tepat di tengah-tengah                                  polybag sambil mengatur perakarannya secara hati-hati.
-  Penuhi polybag dengan media hingga cukup penuh                                  sambil memadatkan pelan-pelan pada bagian pangkal                                  batang bibit cangkok.
-  Siram media dalam polybag dengan air bersih                                  hingga cukup basah. 
-  Simpan bibit cangkok di tempat yang teduh dan                                  lembab.
-  Biarkan dan pelihara bibit cangkok selama 1-1,5                                  bulan agar beradaptasi dengan lingkungan setempat                                  dan tumbuh tunas-tunas dan akar baru.
-  Pindah tanamkan bibit cangkok yang sudah tumbuh                                  cukup kuat ke kebun atau dalam pot.
 
-  Pengakhiran : Berhasil tidaknya cangkok dapat diketahui                              setelah 1,5-3,5 bulan kemudian. Berdasarkan pengalaman                              para pembibit tanaman buah-buahan, pembungkus (pembalut)                              cangkok yang berupa lembaran plastik lebih cepat menumbuhkan                              akar dibandingkan sabut kelapa.
 
 
 
-  Teknik Penyemaian Benih                  
-  Pembuatan media persemaian : Persemaian dapat dilakukan                      pada bedengan persemaian atau menggunakan polybag. Tata laksana                      penyiapan lahan persemaian berupa bedengan adalah sebagai                      berikut:                      
-  Buat bedengan persemaian berukuran 100-150 cm, tinggi                          30-40 cm, panjang tergantung keadaan lahan, dan jarak                          tanam antar bedengan 50-60 cm. 
-  Sebarkan pupuk kandang sebanyak 2 kg/m 2 sampai 3 kg/m                          2 luas bedengan, lalu campurkan merata dengan lapisan                          tanah atas.
-  Buat tiang-tiang persemaian setinggi 100-150 cm di                          sebelah dan 75-100 cm di sebelah barat, kemudian pasang                          palang-palang dan atap persemaian yang terbuat dari plastik                          atau daun kering.
-  Ratakan dan rapikan bedengan persemaian, lalu siram                          dengan air bersih hingga cukup basah. Tata cara penyiapan                          tempat semai dalam polybag adalah sebagai berikut:                          
-  Siapkan polybag berdiameter 10-15 cm, media campuran                              tanah subur, pupuk kandang halus (diayak), dan pasir                              (1:1:1), atau campuran tanah dengan pupuk kandang                              (1:1).
-  Lubangi bagian dasar polybag untuk pembuangan air.
-  Isikan media ke dalam polybag hingga cukup penuh.
-  Simpan polybag yang telah diisi media di tempat                              yang rata mirip bedengan dan diberi naungan.
 
 
-  Penyemaian                      
-  Semaikan biji sawo yang sudah berkecambah (7-15 hari                          setelah tahap pengecambahan biji) pada bedengan penyemaian                          atau dalam polybag sedalam 1-2 cm. Jarak semai antar biji                          yang disemai pada bedengan penyemaian diatur 10 cm x 10                          cm atau 15 cm x 15 cm. Penyemaian dalam polybag cukup                          diisi satu butir biji sawo tiap polybag.
-  Siram media dengan air bersih hingga cukup basah.
-  Biarkan biji tumbuh menjadi bibit muda.
 
 
-  Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Tata laksana pemeliharaan                  bibit dalam tempat penyemaian adalah sebagaiberikut:                  
-  Lakukan penyiraman secara kontinu tiap hari 1 kali sampai                      2 kali, atau tergantung pada cuaca dan keadaan media.
-  Pupuklah tanaman muda tiap 1 bulan sampai 3 bulan sekali                      dengan pupuk NPK (15-15-15 atau 16-16-16) sebanyak 10 gram                      sampai 25 gram, yang dilarutkan dalam 10 liter air untuk disiramkan                      pada media.
-  Lakukan penyemprotan pestisida bila ditemukan serangan                      hama dan penyakit dengan menggunakan dosis rendah (30-50%                      dari dosis anjuran).
-  Pindah tanamkan bibit dari bedengan persemaian secara cabutan                      ke dalam polybag, atau dari polybag lama ke polybag baru yang                      ukurannya lebih besar. 
-  Pelihara bibit sawo sampai cukup besar atau setinggi 50-100                      cm untuk siap ditanam.
 
-  Pemindahan Bibit : Bibit sawo yang telah siap dipindahkan adalah                  bibit yang telah mencapai ketinggian 50-100 cm.
6.2. Pengolahan Media Tanam
-  Persiapan : Penetapan areal untuk perkebunan sawo harus memperhatikan                  faktor kemudahan transportasi dan sumber air.
-  Pembukaan Lahan                  
-  Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan                      alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu                      dari areal tanam.
-  Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang                      terlalu besar.
 
6.3. Teknik Penanaman
-  Penentuan Pola Tanam : Untuk tujuan mendapatkan buah yang banyak,                  menanam sawo di kebun memanglebih tepat. Penanaman tidak hanya                  dilakukan dengan satu atau dua buah pohon, tetapi dalam jumlah                  yang banyak. Tanaman sawo di kebun dapat tumbuh besar dengan tajuk                  yang lebar. Mengingat hal ini maka penanaman sawo harus dilakukan                  dengan jarak yang tidak terlalu rapat antara tanaman yang satu                  dengan tanaman yang lain. Jarak tanam untuk sawo yang dianggap                  cukup adalah 12 m x 12 m. Dengan jarak tanam seperti ini, antara                  tanaman sawo yang satu dengan yang lain tidak bersentuhan yang                  dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan. Penanaman sebaiknya                  dilakukan pada waktu musim penghujan.
-  Pembuatan Lubang Tanam : Pembuatan lubang tanam dimaksudkan                  untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi bibit yang akan                  ditanam. Untuk itu tanah tempat penanaman dalam lubang tanam haru                  gembur karena sistem perakaran bibit yang masih lemah.Lubang tanam                  untuk sawo dapat dibuat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm.Tanah                  galian bagian atas ± 30 cm dipisah dengan tanah bagian                  bawah. Keduanya kemudian dicampur dengan pupuk kandang sebanyak                  20 kg sampai rata. Pupuk kandang ini berfungsi sebagai pupuk dasar.                  Selama dua minggu lubang tanam ini dibiarkan terjemur sinar matahari.                  Bila bibit telah siap, bisa langsung ditanam di lubang tanam.                  Tetapi bila bibit belum siap tanam, maka tanah galian bagian bawah                  dikembalikan ke bawah dan tanah galian atas dikembalikan ke bagian                  atas. Sebagai tanda bahwa di tempat itu ada lubang tanam, dapat                  ditandai dengan kayu yang ditancapkan pada lubang tersebut. Setelah                  bibit siap tanam maka lubang tanam digali lagi.
-  Cara Penanaman : Sebelum ditanam, pembungkus (polybag) harus                  dilepas dengan hati-hati agar tanahnya tidak berantakan dan perakaran                  tidak rusak. Penanaman dilakukan sedalam leher akar tegak di tengah                  lubang tanam.Masukkan tanah bagian atas bekas galian lebih dahulu,                  baru disusul tanah bagian bawah bekas galian. Tanah di sekeliling                  akar tanaman dipadatkan agar tidak terjadi rongga-rongga udara                  yang dapat menyulitkan akar mencari makan.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
-  Penyiangan : Setelah satu bulan sampai dua bulan tanam, perlu                  dilakukan penyiangan tanaman sawo untuk membersihkan rumput dan                  gulma yang menggangu. Jika tanaman sudah tumbuh besar gangguan                  tersebut tidak berarti, tetapi jika tanaman masih kecil akan sangat                  berarti karena akan mengganggu pertumbuhan tanaman sawo. Gangguan                  tumbuhan parasit seperti benalu juga harus diperhatikan. Jika                  kelihatan pada ranting pohon sawo terdapat benalu atau parasit                  agar segera dibersihkan dengan cara memotong ranting tempat benalu                  menempel. Pemotongan sebaiknya dilakukan sebelum benalu berbunga.                  Perlu pula dilakukan pemberantasan benalu pada pohon lain di dekat                  tanaman sawo untuk mencegah penularan. 
-  Pembubunan : Pada saat melakukan penyiangan tanaman sawo, dapat                  juga dilakukan pembubunan tanah di sekitar tanaman. Pembubunan                  dilakukan untuk menggemburkan tanah di sekitar tanaman sawo dan                  untuk memperkokoh batang tumbuhnya.
-  Pemupukan : Sebagai pedoman pemupukan dapat diberikan 250-500                  gram urea/pohon/tahun sebelum tanaman sawo berbuah. Pemupukan                  ini dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan batang dan daun,                  karena urea adalah sumber N yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan                  batang dan daun. Bila tanaman sudah waktunya berbuah, kurang lebih                  berumur 4 tahun, dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk                  majemuk NPK (10-20-15) yang kandungan fosfor (P) dan kaliumnya                  (K) tinggi sebanyak 500 gram per pohon tiap tahun. Bila tidak                  ada NPK bisa diganti dengan pupuk urea, DS, dan KCl sebanyak 108                  gram, 277 gram, dan 144 gram. Unsur P bagi tanaman berfungsi untuk                  mempercepat pembungaan, sedangkan unsur K berfungsi untuk menjaga                  bunga dan buah supaya tidak mudah gugur. Jumlah pupuk tersebut                  secara bertahap ditingkatkan sampai 2 kg/pohon tiap tahun untuk                  tanaman sawo yang telah berumur 15 tahun. Selain urea dan NPK                  yang diberikan, perlu juga diberikan pupuk kandang sebanyak 10                  kg/pohon untuk memperbaiki struktur tanah. Pemberian pupuk lanjutan                  tersebut dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada awal dan                  akhir musim hujan. Dosis yang diberikan setengah dari yang disebutkan                  di atas. Cara pemberian pupuk dengan menaburkan pupuk ke dalam                  parit yang digali di bawah pohon mengelilingi lingkaran tajuk                  dengan lebar dan kedalaman ± 10 cm. Dapat juga ditanam                  pada empat lubang di bawah tajuk pohon dengan ukuran 20 cm x 20                  cm x 20 cm untuk tiap lubang. 
-  Penyiraman : Pada awal tanaman sawo memulai kehidupannya, perlu                  dilakukan penyiraman paling sedikit dua minggu sekali jika tidak                  ada hujan. Pemberian air pada tanaman sawo perlu dilakukan sampai                  tanaman berumur 3-4 tahun. Semakin tua tanaman, semakin tahan                  terhadap kekeringan. Kekurangan air pada waktu tanaman sawo sedang                  berbunga atau berbuah dapat menyebabkan bunga atau buah mudah                  gugut. Pemberian air yang baik dan teratur akan menghasilkan buah                  dengan jumlah dan kualitas yang baik. 
-  Waktu Penyemprotan Pestisida : Penyemprotan dengan pestisida                  atau insektisida dapat dilakukan jika pada tanaman sawo terdapat                  hama dan penyakit yang menyerangnya, yaitu:                  
-  Penyemprotan dengan insektisida jenis Agrothion 50 EC dengan                      dosis 3-4 cc/liter air untuk membunuh lalat buah (Ceratitis                      capitata atau Dacus sp.). 
-  Penyemprotan dengan insektisida jenis Diasinon 60 EC dengan                      dosis 1-2 cc/liter air atau Basudin 50 EC dengan dosis 2 cc/liter                      air untuk membunuh kutu hijau (Lecanium viridis atau Coccus                      viridis) dan kutu coklat (Saissetia nigra) yang menyerang                      ranting muda dan daun-daun tanaman sawo yang menyebabkan ranting                      dan daun mengkerut, layu, kering, dan terhambat pertumbuhannya.
-  Penyemprotan dengan fungisida Cuspravit OB 21 dengan dosis                      4 gram/liter air setiap tiga minggu sekali untuk mengatasi                      dan mencegah serangan jamur upas yang disebabkan oleh jamur                      Corticium salmonicolor. 
-  Penyemprotan dengan fungisida Antracol 70 WP dengan dosis                      2 gram/liter air atau Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8-2,4                      gram/liter air untuk mengatasi penyakit jamur jelaga yang                      disebabkan oleh jamur Capnodium sp. Penyemprotan dengan fungisida                      Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8-2,4 gram/liter air untuk                      mengatasi penyakit yang disebabkan oleh jamur Phytopthora                      valmivora Butl. Yang menyebabkan busuk buah sawo.
 
-  Pemangkasan : Jika dibiarkan tumbuh secara alami, tanaman sawo                  dapat mencapai ketinggian 20 m. Pohon dengan ketinggian seperti                  itu akan menyulitkan dalam pemetikan buah. Agar tanaman sawo tidak                  terlalu tinggi, maka dilakukan pemangkasan. Pemangkasan juga bertujuan                  membentuk sistem percabangan yang baik dan kuat. Ada dua tahap                  pemangkasan pada tanaman sawo, yaitu pemangkasan bentuk dan pemangkasan                  pemeliharaan.                  
-  Pemangkasan Bentuk : Pemangkasan bentuk ditujukan untuk                      mengatur tinggi rendah dan bentuk tajuk untuk memudahkan dalam                      pemetikan buah serta pengontrolan terhadap hama dan penyakit.                      Pemangkasan pertama dilakukan ketika tanaman telah mencapai                      tinggi 100-160 cm. Pemangkasan dilakukan pada musim penghujan                      dengan memotong ujung batang hingga ketinggiannya tinggal                      75-150 cm. Tempat pemangkasan harus sedikit di atas ruas batang.                      Untuk mencegah penyakit, luka bekas pangkasan dapat ditutup                      dengan cat meni atau parafin. Beberapa hari setelah pemangkasan                      akan tumbuh tunas-tunas baru. Tiga dari tunas yang tumbuh                      sehat dan tidak saling berdekatan dipilih sebagai cabang primer                      dan tunas lainnya dibuang. Pemangkasan ke dua dilakukan pada                      awal musim penghujan berikutnya, tunas yang telah berumur                      satu tahun dipangkas lagi hingga panjangnya tinggal 25-40                      cm. Pemangkasan ini dilakukan tepat di atas mata tunas. Akibat                      pemangkasan ini akan muncul tunas-tunas baru. Tiga sampai                      empat tunas yang sehat dibiarkan tumbuh menjadi cabang sekunder                      dan tunas yang lain dipotong. Pemangkasan ke tiga yang merupakan                      pemangkasan terakhir dilakukan pada awal musim penghujan berikutnya,                      cabang-cabang sekunder dipotong untuk membentuk cabang-cabang                      tersier. Pemotongan dilakukan sampai jumlah cabang-cabang                      sekunder tinggal dua pertiganya. Setelah pemangkasan ini akan                      muncul tunas-tunas baru. Dua atau tiga tunas dari masing-masing                      cabang sekunder dibiarkan tumbuh, yang lainnya dibuang setelah                      tumbuh sepanjang 10 cm.
-  Pemangkasan Pemeliharaan : Pemangkasan pemeliharaan ditujukan                      untuk mencegah serangan penyakit, menumbuhkan tunas baru untuk                      mengganti cabang tua yang tidak berproduktif lagi, serta mengurangi                      kerimbunan sehingga sinar matahari dapat dimasukkan ke mahkota                      tajuk. Dalam pemangkasan ini yang perlu dipangkas adalah cabang-cabang                      air yaitu cabang-cabang yang tumbuh lurus ke atas dengan kecepatan                      pertumbuhan lebih besar dibandingkan cabang-cabang lain. Warna                      cabang air ini lebih muda dengan jarak antar ruas cabang yang                      lebih panjang. Selain cabang air yang perlu dihilangkan adalah                      cabang yang tumbuh liar, cabang yang sakit atau rusak, dan                      cabang yang terlalu rendah. Pemangkasan pemeliharaan ini dapat                      dilakukan setiap saat jika diperlukan.
 
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
-  Lalat buah(Dacus sp.)                  
- Gejala: terdapat bintik-bintik kecil berwarna hitam atau                      cokelat pada permukaan kulit, tetapi dagin buah sudah membusuk.                    
- Pengendalian:                      
-  membersihkan : (sanitasi) sisa-sisa tanaman di sekitar                          tanaman dan kebun; 
-  membungkus buah sejak stadium muda;
-  memasang perangkap lalat buah yang mengandung bahan                          metyl eugenol, misalnya M-Atraktan, dalam botol plastik                          bekas; 
- menyemprotkan perangkap lalat buah, seperti Promar yang                          dicampur dengan insektisida kontak atau sistemik; 
-  menginfus akar tanaman dengan larutan insektisida sistemik,                          seperti Tamaron, dengan konsentrasi 3-5% pada fase
 sebelum berbunga;
-  menyemprot tanaman dengan insektisida kontak, seperti                          Agrothion 50 EC dengan dosis 3-4 cc/liter air.
 
 
 
-  Kutu hijau (Lecanium viridis atau Coccus viridis) dan Kutu                  cokelat(Saissetia nigra)                  
- Menyerang ranting muda dan daun tanaman sawo dengan cara                      menghisap cairan yang terdapat di dalamnya. Selain menghisap                      cairan, kutu-kutu ini juga menghasilkan embun madu yang dapat                      mengundang kehadiran cendawan jelaga. 
- Pengendalian: dengan penyemprotan insektisida, seperti Diasinon                      60 EC dengan dosis 1-2 cc/liter air atau Basudin 50 EC dengan                      dosis 2 cc/liter air yang disemprotkan langsung ke kutu-kutu                      tersebut.
 
7.2. Penyakit
-  Jamur upas                  
- Penyebab: jamur Corticium salmonocolor. Spora dari jamur                      ini menular kemana-mana oleh hembusan angin. 
- Gejala:                      
-  Stadium rumah laba-laba, yaitu ditandai dengan munculnya                          meselium tipis berwarna mengkilat seperti sutera atau                          perak. pada stadium ini jamur belum masuk ke dalam kulit                          tanaman sawo; 
-  Stadium bongkol, yaitu stadium dimana jamur membentuk                          gumpalan-gumpalan hifa di depan lentisel;
-  Stadium corticium, yaitu stadium dimana jamur membentuk                          kerak berwarna merah muda yang berangsur-angsur berubah                          menjadi lebih muda lalu menjadi putih. Kerak yang terbentuk                          terdiri dari lapisan basidium yang pada
 setiap basidiumnya terdapat basidiospora. Kulit tanaman                          sawo yang terdapat di bawah kerak tersebut akhirnya busuk;
-  Stadium necator, yaitu stadium dimana jamur membentuk                          banyak piknidium yang berwarna merah. Piknidium ini terdapat                          pada sisi cabang atau ranting yang lebih kering. 
 
- Pengendalian:                      
-  Pada stadium laba-laba, penyakit ini dapat diatasi                          dengan cara menggosok tempat yang terserang jamur sampai                          hilang. Bekas luka gosokan diolesi dengan cat meni, ter,                          atau carbolineum; 
-  Penyemprotan dengan fungisida yang mengandung tembaga                          berkadar tinggi seperti Cupravit OB 21 dengan dosis 4                          gram/liter air setiap tiga minggu sekali untuk menghindari                          munculnya serangan lagi; 
- Pemotongan pada bagian tanaman yang terserang apabila                          jamur sudah mencapai stadium bongkol, corticium, atau                          necator. Pemotongan dilakukan pada bagian yang sehat jauh                          dari batas bagian yang sakit. Bagian yang dipotong kemudian                          diolesi dengan fungisida dan dibakar.
 
 
-  Jamur jelaga                  
- Penyebab: jamur Capnodium sp. 
- Gejala: serangan jamur ini berupa warna hitam seperti beludru                      yang menutupi permukaan daun sawo. Serangan lebih lanjut dapat                      menutupi seluruh daun dan ranting tanaman sawo.Jika serangan                      jamur ini berjumlah banyak, proses fotosintesa tanaman sawo                      akan terganggu sehingga pertumbuhan terhambat. Serangan yang                      terjadi pada saat tanaman berbunga dapat mengakibatkan buah                      yang terbentuk hanya sedikit. Jika yang terserang adalah buah,                      dapat menyebabkan kerontokan atau berkurangnya kualitas buah.                    
- Pengendalian:                      
-  melenyapkan serangga yang menghasilkan embun madu terlebih                          dahulu dengan insektisida; 
-  dilakukan penyemprotan dengan fungisida seperti Antracol                          70 WP dengan dosis 2 gram/liter air atau Dithane M-45                          80 WP dengan dosis 1,8-2,4 gram/liter air.
 
 
-  Busuk buah                  
- Penyebab: jamur Phytopthora palmivora Butl. 
- Gejala: mula-mula kulit buah berbercak-bercak kecil berwarna                      hitam atau cokelat, kemudian melebar dan menyatu secara tidak                      beraturan, daging buah membusuk dan berair, serta kadang-kadang                      buah berjatuhan (gugur). 
- Pengendalian:                      
-  dengan cara pemotongan buah yang sakit berat, pengumpulan                          dan pemusnahan buah yang terserang; 
-  penyemprotan fungisida, seperti Dithane M-45 80 WP                          dengan dosis 1,8 gr – 2,4 gram/liter air. 
 
 
-  Hawar benang putih                  
- Penyebab: jamur (cendawan) Marasmius scandens Mass, yang                      tumbuh pada permukaan batang dan cabang tanaman sawo. 
- Gejala: daun-daun mengering dan berguguran. Pada ranting                      yang mengering terdapat benang-benang jamur berwarna putih.                    
- Pengendalian:                      
-  dengan cara mengurangi kelembaban kebun, memotong bagian                          tanaman yang sakit berat; 
-  mengoleskan atau menyemprotkan fungisida, seperti Benlate                          dengan dosis 2 gr/1 air.
 
 
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Tanaman sawo yang dikembangbiakkan dengan pencangkokan dapat menghasilakan                buah hanya sampai 3-5 tahun, sedangkan yang melalui penyambungan                antara 5-6 tahun. Buah sawo kadang-kadang matang tidak serempak                sehingga pemanenan dilakukan dengan bertahap dengan cara memilih                buah yang sudah menunjukkan ciri fisiologis untuk dipanen (tua).                Ciri-ciri buah sawo yang sudah tua adalah ukuran buah maksimal,                kulit berwarna cokelat muda, daging buah agak lembek, bila dipetik                mudah terlepas dari tangkainya, serta bergetah relatif sedikit.                Pemetikan buah yang masih muda sebaiknya dihindari karena memerlukan                waktu yang lama untuk pemeramannya dan rasa buah tidak manis (sepat).
8.2. Cara Panen
Umumnya pohon sawo cukup tinggi, buahnya terdapat di ujung batang                muda yang jumlahnya hanya sedikit, sehingga untuk mengetahui buah                yang cukup tua sangat sulit. Oleh karena itu, pemanenan dilakukan                dengan cara memanjat pohon. Apabila belum mencapai buahnya, dapat                disambung dengan galah. Namun penggunaan galah ini sering menyebabkan                buah jatuh dan pecah. Pada buah yang jatuh tetapi tidak pecah, akan                terjadi penggumpalan getah di sekitar bijinya. Ada anggapan bahwa                penggumpalan getah ini disebabkan karena buah terserang penyakit.                Walapun terdapat gumpalan getah di sekitar biji, tetapi tidak mengurangi                rasa manis buah sawo tersebut. Untuk menjaga agar buah tidak pecah                sewaktu dipetik, sebaiknya sebelum pemetikan, pada bagian bawah                pohon diberi jaring agar buah tidak langsung jatuh ke tanah dan                sebaiknya pemetikan dilakukan sebelum buah terlalu tua.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Setelah semua buah yang sudah tua dipanen, kemudian dilakukan pengumpulan                buah-buah tersebut. Kumpulkan buah-buah tersebut dalam suatu wadah                atau tempat, setelah semua terkumpul, kemudian dilakukan pencucian                untuk menghilangkan kulit yang kasar atau kulit gabusnya. 
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran dan penggolongan buah sawo hasil panen dilakukan untuk                memisahkan buah yang baik dari yang jelek dan memisahkan buah yang                berukuran sama. Untuk buah yang sudah sangat rusak, sebaiknya dibuang,                tetapi buah yang rusak sedikit dapat dipisahkan untuk dijual ketempat                yang dekat dengan harga murah.
9.3. Penyimpanan
Buah sawo yang sudah diberi perlakuan (pencucian dan pengasapan)                mempunyai kulit yang sangat tipis sehingga mudah rusak dan tidak                tahan lama dalam penyimpanannya. Ada beberapa cara penyimpanan agar                buah lebih tahan lama, salah satunya dengan mengatur temperatur                ruang penyimpanan. Buah sawo yang masak bila disimpan dalam temperatur                ruang hanya tahan 2 hari sampai 3 hari, tetapi bila dalam ruangan                yang mempunyai temperatur 0 derajat C, buah sawo tetap dalam keadaan                baik selama 12 hari sampai 14 hari. Kelembaban (nisbi) yang dibutuhkan                dalam ruang penyimpanan adalah 85-90%. Buah sawo yang yang belum                masak akan tahan disimpan selama 17 hari dalam ruangan yang bertemperatur                15 derajat C.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
1) Pengemasan
Pengemasan buah-buahan di Indonesia, masih menggunakan keranjang                bambu. Bentuk dan kapasitasnya bervariasi, biasanya kapasitas kemasan                antara 40 kg sampai 100 kg. Dalam pengemasan buah digunakan bahan-bahan                pembantu, misalnya daun kering, daun pisang, merang, dan kertas                koran. 
2) Pengangkutan
Umumnya, petani penghasil buah di Indonesia mengangkut hasil panennya                dengan kreativitas sendiri. Pengangkutan hasil ini dalam volume                kecil, yaitu dariladang ke tempat penampungan, pembeli, atau ke                pusat-pusat pengumpul sehingga pemasaran tahap pertama dapat berlangsung.              
9.5. Pengasapan dan Pemeraman
Pengasapan dan pemeraman dilakukan agar buah cepat masak dan empuk.                Tata laksana pengasapan dan pemeraman adalah sebagai berikut: 
-  Buat lubang pada tanah berbentuk segi empat. Ukuran lubang                  disesuaikan dengan jumlah buah sawo.
-  Hamparkan dan gamal (Glyricidae) atau daun pisang di bagian                  dasar dan semua sisi lubang.
-  Masukkan buah sawo secara teratur ke dalam lubang, kemudian                  tutup dengan daun gamal atau daun pisang.
-  Masukkan potongan bambu gelondongan untuk menghembuskan asap                  ke dalam lubang.
-  Timbun lubang tanah hingga cukup tebal.
-  Bakar dedaunan kering, lalu asapnya diarahkan ke dalam lubang                  melalui potongan bambu.
-  Tutup atau ambil gelondongan bambu.
-  Biarkan buah sawo diperam selama sehari semalam. 
9.6. Penanganan Lain
Buah sawo dapat diawetkan dalam air gula atau dibuat selai untuk                pengoles roti, dan dapat juga dibuat serbat atau dicampur ke dalam                es krim. Sari buah sawo dapat digodok menjadi sirup dan difermentasikan                menjadi anggur dan cuka.