Budidaya Pala - 
Budidaya Petani.  Pada kesempatan kali ini blog Budidaya Petani akan membahas mengenai 
Cara Budidaya Pala dan beberapa informasi lain yang berhubungan dengan 
budidaya pala. 
Budidaya Pala banyak ditemui misalnya di daerah Sulawesi, Irian atau Aceh. Berikut artikel tentang 
budidaya tanaman pala tersebut.
 
Pala merupakan tanaman buah asli Indonesia yang berasal dari                Banda dan Maluku.Tanaman pala memiliki beberapa jenis yaitu: Myristica fragrans Houtt, Myristica argentea Ware, Myristica fattua Houtt, Myristica specioga Ware, Myristica Sucedona BL, Myristica malabarica Lam.
Jenis pala yang banyak 
dibudidayakan adalah jenis                Myristica fragrans, karena mempunyai nilai ekonomi                lebih tinggi daripada jenis lainnya. Manfaat pala adalah selain sebagai rempah-rempah, pala juga berfungsi                sebagai tanaman penghasil minyak atsiri yang banyak digunakan dalam                industri pengalengan, minuman dan juga kosmetik.
-  Kulit, batang dan daun pala : Batang pohon pala hanya dimanfaatkan sebagai kayu                  bakar. Sedangkan kulit batang dan daun tanaman pala menghasilkan minyak                  atsiri
-  Fuli : Fuli adalah benda untuk menyelimuti biji buah                  pala yang berbentuk seperti anyaman pala, disebut “bunga                  pala”. Bunga pala ini dalam bentuk kering banyak dijual di dalam                  negeri.
-  Biji pala tidak pernah dimanfaatkan oleh                  orang-orang pribumi sebagai rempah-rempah. Buah pala sesungguhnya                  dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa nyeri yang disebabkan                  oleh kedinginan dan masuk angin dalam lambung dan usus. Biji pala                  sangat baik untuk obat pencernaan yang terganggu, obat muntah-muntah                  dan lain-lainya.
-  Daging buah pala sangat baik dan                  sangat digemari oleh masyarakat jika telah diproses menjadi makanan                  ringan, misalnya: asinan pala, manisan pala, marmelade, selai                  pala, kKristal daging buah pala.
Iklim Untuk Budidaya Pala
-  Tanaman pala juga membutuhkan iklim yang panas dengan curah                  hujan yang tinggi dan agak merata/tidak banyak berubah sepanjang                  tahun.
-  Suhu udara lingkungan 20-30 derajat C sedangkan, curah hujan                  terbagi secara teratur sepanjang tahun. Tanaman pala tergolong                  jenis tanaman yang tahan terhadap musim kering selama beberapa                  bulan.
Media Tanam Pala
-  Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan sangat                  cocok pada tanah vulkasnis yang mempunyai pembuangan air yang                  baik. Tanaman pala tumbuh baik di tanah yang bertekstur pasir                  sampai lempung dengan kandungan bahan organis yang tinggi.
-  Sedangkan pH tanah yang cocok untuk tanaman pala adalah 5,5                  – 6,5. Tanaman ini peka terhadap gangguan air, maka untuk                  tanaman ini harus memiliki saluran drainase yang baik.
-  Pada tanah-tanah yang miring seperti pada lereng pegunungan,                  agar tanah tidak mengalami erosi sehingga tingkat kesuburannya                  berkurang, maka perlu dibuat teras-teras melintang lereng. 
Ketinggian Tempat Untuk Budidaya Pala
- Tanaman pala dapat tumbuh baik di daerah yang mempunyai ketinggian                500-700 m dpl. Sedangkan pada ketinggian di atas 700 m, produksitivitas                tanaman akan rendah. 
Perbanyakan bibit dengan biji dapat dilakukan dengan mengecambahkan biji.                Dalam hal ini biji yang digunakan berasal dari:             
-  Biji sapuan: biji yang dikumpulkan begitu saja tanpa diketahui                  secara jelas dan pasti mengenai pohon induknya.
-  Biji terpilih: biji yang asalnya atau pohon induknya diketahui                  dengan jelas. Dalam hal ini ada 3 macam biji terpilih, yaitu: 
- biji legitiem, yaitu biji yang diketahui dengan jelas pohon                      induknya (asal putiknya jelas diketahui);
- biji illegitiem, yaitu biji yang berasal dari tumpang sari                      tidak diketahui, tetapi asal putiknya jelas diketahui;
- biji Propellegitiem, yaitu biji yang terjadi hasil persilangan                      dalam satu kebun yang terdiri dua klon atau lebih.                
Biji-biji yang akan digunakan sebagai benih harus berasal dari                buah pala yang benar-benar masak. Buah pala bijinya akan digunakan                sebagai benih hendaknya berasal dari pohon pala yang mempunyai sifat-sifat yaitu pohon dewasa yang tumbuhnya sehat; dan mampu berproduksi tinggi dan kwalitasnya baik.
Biji-biji dari pohon induk terpilih yang akan digunakan                sebagai benih harus diseleksi, yaitu dipilih biji-biji yang ukurannya                besar dengan bobot minimum 50 gram/biji, berbentuk agak bulat dan                simetris, kulit biji berwarna coklat kehitam-hitaman dan mengkilat,                tidak terserang oleh hama dan penyakit. Buah pala yang dipetik dari                pohon dan akan dijadikan benih harus segera diambil bijinya, paling                lambat dalam waktu 24 jam biji-biji tersebut harus sudah disemaikan.                Hal ini disebabkan oleh sifat biji pala yang daya berkecambahnya                dapat cepat menurun.
Tanah tempat penyemaian harus dekat sumber air untuk lebih memudahkan                melakukan penyiraman pesemaian. Tanah yang akan dipakai untuk penyemaian                harus dipilih tanah yang subur dan gembur. Tanah diolah dengan cangkul                dengan kedalaman olakan sekitar 20 cm dan dibuat bedengan dengan                ukuran lebar sekitar 1,5 cm dan panjangnya 5-10 cm, tergantung biji                pala yang akan disemaikan. Bedengan dibuat membujur Utara-Selatan.                Kemudian tanah yang sudah diolah tersebut dicampuri dengan pupuk                kandang yang sudah jadi (sudah tidak mengalami fermentasi) secara                merata secukupnya supaya tanah bedengan tersebut menjadi gembur.                Sekeliling bedengan dibuka selokan kecil yang berfungsi sebagai                saluran drainase. 
Bedengan diberi peneduh dari anyaman daun kelapa/jerami dengan                ukuran tinggi sebelah Timur 2 m dan sebelah Barat 1 m. maksud pemberian                peneduh ini adalah agar pesemaian hanya terkena sinar matahari pada                pagi sampai menjelang siang hari dan pada siang hari yang panas                terik itu persemaian itu terlindungi oleh peneduh. 
Tanah bedengan disiram air sedikit demi sedikit sehingga kebasahannya                merata dan tidak sampai terjadi genangan air pada bedengan. Kemudian                biji-biji pala disemaikan dengan membenamkan biji pala sampai sedalam                sekiat 1 cm di bawah permukaan tanah bedengan. Jarak persemaian                antar-biji adalah 15X15 cm. Posisi dalam membenamkan biji/benih                harus rapat, yakni garis putih pada kulit biji terletak di bawah.                Pemeliharaan pesemaian terutama adalah menjaga tanah bedengan tetap                dalam keadaan basah (disiram dengan air) dan menjaga agar tanah                bedengan tetap bersih dari gulma). 
Setelah biji berkecambah yaitu sudah tumbuh bakal batangnya. Maka                bibit pada pesemaian tersebut dapat dipindahkan ke kantong polybag                yang berisi media tumbuh berupa tanah gembur yang subur dicampur                dengan pupuk kandang. Pemindahan bibit dari pesemaian ke kantong                polybag harus dilakukan secara hati-hati agar perakarannya tidak                rusak.
Polybag yang sudah berisi bibit tanaman harus diletakkan pada                tempat yang terlindung dari sinar matahari/diletakkan berderet-deret                dan diatasnya diberi atap pelindung berupa anyaman daun kelapa/jerami.              
Pemeliharaan dalam polybag terutama adalah menjaga agar media tumbuhnya                tetap bersih dari gulma dan menjaga media tumbuh dalam keadaan tetap                basah namun tidak tergantung air. Agar tidak tergenang air, bagian                bawahnya dari polybag harus diberi lubang untuk jalan keluar air                siraman/air hujan. 
Bibit-bibit tersebut dapat dilakukan pemupukan ringan, yakni dengan                pupuk TSP dan urea masing-masing sektar 1 gram tiap pemupukan. Pupuk                ditaruh di atas permukaan media tumbuh kemudian langsung disiram.                Pemupukan dilakukan 2 kali dalam setahun, yakni pada awal musim                hujan dan pada akhir musim hujan. Setelah bibit tanaman mempunyai                3–5 batang cabang, maka bibit ini dapat dipindahkan/ditanam                di lapangan.
Perbanyakan bibit tanaman pala dengan cara mencangkok bertujuan untuk                mendapatkan tanaman yang mempunyai sifat-sifat asli induknya-pohon                yang dicangkok. Hal yang diperhatikan dalam memilih batang/cabang yang                akan dicangkok adalah dari pohon yang tumbuhnya sehat dan mampu                memproduksi buah cukup banyak, pohon yang sudah berumur 12–15                tahun. Batang yang sudah berkayu, tetapi tidak terlalu tua/terlalu                muda. 
Cara mencangkok:
-  Batang dikelupas kulitnya dengan pisau tajam secara                  melingkar sepanjang 3–4 cm. Posisi cangkokan sekitar 25 cm                  dari pangkal batang/cabang. Lendir/kambium yang melapisi kayu                  dihilangkan dengan cara disisrik kambiumnya, batang yang akan                  dicangkok tersebut dibiarkan selama beberapa jam sampai kayunya                  yang tampak itu kering benar. 
-  Ambillah tanah yang gembur dan sudah dicampuri dengan pupuk                  kandang dalam keadaan basah dan menggumpal. Kemudian tanah tersebut                  ditempelkan/dibalutkan pada bagian batang yang telah dikuliti                  berbentuk gundukan tanah. Gundukan tanah tersebut kemudian dibalut                  dengan sabut kelapa/plastik. Agar tanah dapat melekat erat pada                  batang yang sudah dikuliti,
 maka sabut kelapa/plastik pembalut itu diikat dengan tali secara                  kuat pada bagian bawa, bagian tengah dan bagian atas. Bila menggunakan                  pembalut dari palstik, maka bagian atas dan bagian bawah harus                  diberi lubang kecil untuk memasukkan air siraman (lubang bagian                  atas) dan sebagai saluran drainase (lubang bagian bawah). Bila                  pencangkokkan ini berhasil dengan baik, maka setelah 2 bulan akan                  tumbuh perakarannya. Jika perakaran cangkokkan itu sudah siap                  untuk dipotong dan
 dipindahkan keranjang atau ditanam langsung di lapangan.
3) Perbanyakan Bibit Pala Dengan Cara Peyambungan (Enten Dan Okulasi)
Perbanyakan bibit pala dengan sistem penyambungan adalah menempatkan bagian tanaman yang                dipilih pada bagian tanaman lain sebagai induknya sehingga membentuk                satu tanaman bersama. Sistem penyambungan ini ada dua cara, yakni:
A. Penyambungan Pucuk (entern, grafting) : Penyambungan pucuk                  ini ada tiga macam yaitu :
- Enten celah (batang atas dan batang bawah sama besar) 
- Enten pangkas atau kopulasi 
- Enten sisi (segi tiga)
B. Penyambungan mata (okulasi) : Penyambungan mata ada tiga macam                  yaitu : 
- Okulasi biasa (segi empat) 
- Okulasi “T” 
- Forkert 
- Setelah 3-4 bulan sejak penyambungan dengan sistem enten                      atau okulasi itu dilakukan dan jika telah menunjukkan adanya                      pertumbuhan batang atas (pada penyambungan enten) dan mata                      tunas (pada penyambungan okulasi), tanaman sudah dapat ditanam                      di lapangan.
Perbanyakan Cara Penyusuan (Inarching Atau Approach Grafting). Dalam sistem penyusuan ini, ukuran batang bawah dan batang atas                harus sama besar (kurang lebih besar jari tangan orang dewasa).                Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
-  Pilihlah calon bawah dan batang atas yang mempunyai ukuran                  sama.
-  Lakukanlah penyayatan pada batang atas dan batang bawah dengan                  bentuk dan ukuran sampai terkena bagian dari kayu.
-  Tempelkan batang bawah tersebut pada batang atas tepat pada                  bekas sayatan tadi dan ikatlah pada batang atas tepat pada bekas                  sayatan dan ikat dengan kuat tali rafia.
Setelah beberapa waktu, kedua batang tersebut akan tumbuh bersama-sama                seolah-olah batang bawah menyusu pada batang atas sebagai induknya.                Dalam waktu 4–6 minggu, penyusuan ini sudah dapat dilihat hasilnya.                Jika batang atas daun-daunnya tidak layu, maka penyusuan itu dapat                dipastikan berhasil. Setelah 4 bulan, batang bagian bawah dan bagian                atas sudah tidak diperlukan lagi dan boleh dipotong serta dibiarkan                tumbuh secara sempurna. Jika telah tumbuh sempurna, maka bibit dari                hasil penyusuan tersebut sudah dapat ditanam di lapangan.
Tanaman pala dapat diperbanyak dengan stek tua dan muda yang dengan                0,5% larutan hormaon IBA. Penyetekan menggunakan hormon IBA 0,5%,                biasanya pada umur 4 bulan setelah dilakukan penyetekan sudah keluar                akar-akarnya. Kemudian tiga bulan berikutnya sudah tumbuh perakaran                yang cukup banyak. Percobaan lain adalah dengan menggunakan IBA                0,6% dalam bentuk kapur. Penyetekan dengan menggunakan IBA 0,6%,                biasanya setelah 8 minggu sudah terbentuk kalus di bagian bawah                stek. Kemudian jika diperlukan untuk kedua kalinya dengan larutan                IBA 0,5%, maka setelah 9 bulan kemudian sudah tampak perakaran.
Kebun untuk tanaman pala perlu disiapkan sebaik-baiknya, di atas                lahan masih terdapat semak belukar harus dihilangkan. Kemudian tanah                diolah agar menjadi gembur sehingga aerasi (peredaran udara dalam                tanah) berjalan dengan baik. Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan                pada musim kemarau supaya proses penggemburan tanah itu dapat lebih                efektif. Pengolahan tanah pada kondisi lahan yang miring harus dilakukan                menurut arah melintang lereng. Pengolahan tanah dengan cara ini                akan membentuk alur yang dapat mencegah aliran permukaan tanah/menghindari                erosi. Pada tanah yang kemiringan 20% perlu dibuat teras-teras dengan                ukuran lebar sekitar 2 m, dapat pula dibuat teras tersusun dengan                penanaman sistem kountur, yaitu dapat membentuk teras guludan, teras                kredit/teras bangku. 
Penanaman bibit dilakukan pada awal musim hujan. Hal ini untuk                mencegah agar bibit tanaman tidak mati karena kekeringan, bibit                tanaman yang berasal dari biji dan sudah mempunyai 3–5 batang                cabang biasanya sudah mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan                sehingga pertumbuhannya dapat baik. Penanaman yang berasal dari                biji dilakukan dengan cara sebagai berikut: polybag (kantong pelastik)                di lepaskan terlebih dahulu, bibit dimasukkan kedalam lubang tanam                dan permukaan tanah pada lubang tanam tersebut dibuat sedikit dibawah                permukaan lahan kebun. Setelah bibit-bibit tersebut ditanam, kemudian                lubang tanam tersebut disiram dengan air supaya media tumbuh dalam                lubang menjadi basah. 
Bila bibit pala yang berasal dari cangkok, maka sebelum ditanam                daun-daunnya harus dikurangi terlebih dahulu untuk mencegah penguapan                yang cepat. Lubang tanam untuk bibit pala yang berasal dari cangkang                perlu dibuat lebih dalam. Hal ini dimaksudkan agar setelah dewasa                tanaman tersebut tidak roboh karena sistem akaran dari bibit cangkokan                tidak memiliki akar tunggang. Setelah bibit di tanam, lubang tanam                harus segera disiram supaya media tumbuhan menjadi basah. Penanaman                bibit pala yang berasal dari enten dan okulasi dapat dilakukan seperti                menanam bibit-bibit pala yang berasal dari biji. Lubang tanaman                perlu dipersiapkan satu bulan sebelum bibit ditanam. Hal ini bertujuan                agar tanah dalam lubangan menjadi dayung (tidak asam), terutama                jika pembuatannya pada musim hujan, lubang tanam dibuat dengan ukuran                60 x 60 x 60 cm untuk jenis tanah ringan dan ukuran 80x80x80 cm                untuk jenis tanah liat. Dalam menggali lubang tanam, lapisan tanah                bagian atas harus dipisahkan dengan lapisan tanah bagian bawah,                sebab kedua lapisan tanah ini mengandung unsur yang berbeda. Setelah                beberapa waktu, tanah galian bagian bawah di masukkan lebih dahulu,                kemudian menyusul tanah galian bagian atas yang telah dicampur dengan                pupuk kandang secukupnya. Jarak tanam yang baik untuk tanaman pala                adalah: pada lahan datar adalah 9x10 m. Sedangkan pada lahan bergelombang                adalah 9x9 m. 
Untuk mencegah kerusakan atau bahkan kematian tanaman, maka perlu                di usahakan tanaman pelindung yang pertumbuhannya cepat, misalnya                tanaman jenis Clerisidae atau jauh sebelumnya bibit pala di tanam,                lahan terlebih dahulu di tanami jenis tanaman buah-buahan/tanaman                kelapa. 
-  Penyulaman harus dilakukan dilakukan jika bibit tanaman pala                  itu mati/pertumbuhannya kurang baik.
-  Pada akhir musim hujan, setelah pemupukan sebaiknya segera                  dilakukan penyiraman agar pupuk dapat segera larut dan diserap                  akar. Pada waktu tanaman masih muda, pemupukan dapat dilakukan                  dengan pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk anorganik ( pupuk                  kimia sama dengan pupuk buatan) yaitu berupa TSP, Urea dan KCl.                  Namun jika tanaman sudah dewasa/sudah tua, pemupukan yang dan                  lebih efektif adalah pupuk anorganik. Pemupukan dilakukan dua                  kali dalam setahun, yaitu pada awal musim hujan dan pada akhir                  musim hujan. 
-  Sebelum pemupukan dilakukan, hendaknya dibuat parit sedalam                  10 cm dan lebar 20 cm secara melingkar di sekitar batang pokok                  tanaman selebar kanopi (tajuk pohon), kemudian pupuk TSP, Urea                  dan KCl ditabur dalam parit tersebut secara merata dan segera                  ditimbun tanah dengan rapat. Jika pemupukan di lakukan pada awal                  musim hujan, setelah dilakuakan pada akhir musim hujan, maka untuk                  membantu pelarutan pupuk dapat dilakukan penyiraman, tetapi jika                  kondisinya masih banyak turun hujan tidak perlu dilakukan penyiraman.
Hama dan Penyakit Tanaman Pala
Hama 
Penggerek batang. Tanaman pala yang terserang oleh hama ini dalam waktu tertentu                      dapat mengalami kematian. Gejala: terdapat lubang gerekan pada batang diameter 0,5–1                      cm, di mana didapat serbuk kayu.  Pengendalian yang dilakukan
- menutup lubang gerekan dengan kayu/membuat lekukan                          pada lubang gerekan dan membunuh hamanya.
- memasukkan/menginjeksikan (menginfuskan) racun serangga                          seperti Dimicron 199 EC dan Tamaran 50 EC sistemik ke                          dalam batang pohon pala menggunakan alat bor, dosis yang                          dimasukkan sebanyak 15–20 cc dan lubang tersebut                          segera ditutup kembali.
Anai-Anai / Rayap. Hama anai-anai mulai menyerang dari akar tanaman, masuk                      ke pangkal batang dan akhirnya sampai ke dalam batang. Gejala: terjadinya bercak hitam pada permukaan batang, jika                      bercak hitam itu dikupas, maka sarang dan saluran yang dibuat oleh anai-anai (rayap) akan kelihatan. Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida pada tanah                      di sekitar batang tanaman yang diserang, insektisida disemprotkan                      pada bercak hitam supaya dapat merembes kedalam sarang dan                      saluran-saluran yang dibuat oleh anai-anai tersebut.
Kumbang Aeroceum fariculatus. Hama kumbang berukuran kecil dan sering menyerang biji pala.                      Imagonnya menggerek biji dan meletakkan telur di dalamnya.                      Di dalam biji tersebut, telur akan menetas dan menjadi larva                      yang dapat menggerek biji pala secara keseluruhan. Pengendalian:                      mengeringkan secepatnya biji pala setelah diambil dari buahnya.
Penyakit 
Kanker batang. Gejala: terjadinya pembengkakan batang, cabang atau ranting                      tanaman yang diserang. Pengendalian: membersihkan kebun dari semak belukar, memangkas                      bagian yang terserang dan dibakar.
Belah putih. Penyebab: cendawan coreneum sp. yang dapat menyebabkan buah                      terbelah dan gugur sebelum tua. Gejala: terdapat bercak-bercak kecil berwarna ungu kecoklat-coklatan                      pada bagian kuliat buah. Bercak-bercak tersebut membesar dan                      berwarna hitam. Pengendalian:
- membuat saluran pembuangan air (drainase) yang baik; 
- pengasapan dengan belerang di bawah pohon dengan dosis                          100 gram/tanaman.
Rumah Laba-Laba. Menyerang cabang, ranting dan daun. Gejala: daun mengering dan kemudian diikuti mengeringnya                      ranting dan cabang. Pengendalian: memangkas cabang, ranting dan daun yang terserang,                      kemudian dibakar.
Busuk buah kering. Penyebab: jamur Stignina myristicae. Gejala: berupa bercak berwarna coklat, bentuk bulat dan                      cekung dengan ukuran bercak bervariasi, yakni dari yang berukuran sangat kecil sampai sekitar 3 cm; pada kulit buah                      tampak gugusan-gugusan jamur berwarna hijau kehitam-hitaman                      dan akhirnya bercak-bercak tersebut terjadi kering dan keras. Pengendalian: kondisi kelembaban di sekitar pohon pala perlu dikurangi,                          misalnya dengan mengurang kerimbunan pohon-pohon lain di sekitar pala dengan memangkas sebagian cabang-cabangnya                          yang berdaun rimbun, kemudian tanah di sekitar pohon dibersihkan,                          tidak terdapat gulma atau tanaman-tanaman perdu lainnya; buah pala dan daun yang terserang penyakit ini segera                          dipetik dan dipendam dalam tanah; dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida secara                          yang rutin, yakni 2–4 minggu sekali, baik pada saat                          ada serangan maupun tidak ada serangan dari penyakit ini,                          fungsida yang dapat digunakan adalah yang mengandung bahan                          aktif mancozeb, karbendazim dan benomi.
Busuk buah basah. Penyebab: jamur Collectotrichum gloeosporiodes, yang menyerang                      atau menginfeksi buah yang luka. Gejala: buah pala tampak busuk warna coklat yang sifatnya                      lunak dan basah; gejala ini timbul pada sekitar tangkai buah                      yang melekat pada buah sehingga buah mudah gugur. 
Gugur buah muda. Gejala: adanya buah muda yang gugur. Penyebab: penyakit ini belum diketahui dengan jelas. Pengendalian: dengan mengkombinasikan (memadukan) antara                      pemupukan dan pemberian fungisida.
Umumnya pohon pala mulai berbuah pada umur 7 tahun dan pada umur                10 tahun telah berproduksi secara menguntungkan. Produksi pada akan                terus meningkat dan pada umur 25 tahun mencapai produksi tertinggi.                Pohon pala terus berproduksi sampai umur 60–70 tahun. Buah                pala dapat dipetik (dipanen) setelah cukup masak (tua), yakni yaitu                sekitar 6–7 bulan sejak mulai bunga dengan tanda-tanda buah                pala yang sudah masak adalah jika sebagian dari buah tersebut tersebut                murai merekah (membelah) melalui alur belahnya dan terlihat bijinya                yang diselaputi fuli warna merah. Jika buah yang sudah mulai merekah                dibiarkan tetap dipohon selama 2-3 hari, maka pembelahan buah menjadi                sempurna (buah berbelah dua) dan bijinya akan jatuh di tanah. Di                Daerah Banda, dikenal 3 macam waktu panen tiap tahun, yaitu: (1)                panen raya/besar (pertengahan musim hujan); panen lebih sedikit                (awal musim hujan) dan panen kecil (akhir musim hujan). Panen buah                pala pada permulaan musim hujan memberikan hasil paling baik (berkualitas                tinggi) dan bunga pala (fuli) yang paling tebal.
Pemetikan buah pala dapat dilakukan dengan galah bambu yang ujungnya                diberi/dibentuk keranjang (jawa: sosok). Selain itu dapat pula dilakukan                dengan memanjat dan memilih serta memetik buah-buah pala yang sudah                masak benar.
Setelah buah-buah pala masak dikumpulkan, buah yang sudah masak                dibelah dan antara daging buah, fuli dan bijinya dipisahkan. Setiap                bagian buah pala tersebut ditaruh pada wadah yang kondisinya bersih                dan kering. Biji-biji yang terkumpul perlu disortir dan dipilah-pilahkan                menjadi 3 macam yaitu: 
-  yang gemuk dan utuh;
- yang kurus atau keriput; dan 
-  yang cacat.
Biji pala yang diperoleh dari proses ke-I tersebut segera dijemur                untuk menghindari serangan hama dan penyakit. Biji dijemur dengan                panas matahari pada lantai jemur/tempat lainnya. Pengeringan yang                terlalu cepat dengan panas yang lebih tinggi akan mengakibatkan                biji pala pecah. Biji pala yang telah kering ditandai dengan terlepas                bagian kulit biji (cangkang), jika digolongkan akan kocak dan kadar                airnya sebesar 8–10 %.
Biji-biji pala yang sudah kering, kemudian dipukul dengan kayu                supaya kulit buijinya pecah dan terpisah dengan isi biji. Isi biji                yang telah keluar dari cangkangnya tersebut disortir berdasarkan                ukuran besar kecilnya isi biji: 
-  Besar: dalam 1 kg terdapat 120 butir isi biji. 
-  Sedang: dalam 1 kg terdapat sekitar 150 butir isi biji.
-  Kecil: dalam 1 kg terdapat sekitar 200 butir isi biji.
Isi biji yang sudah kering, kemudian dilakukan pengapuran. Pengapuran                biji pala yang banyak dilakukan adalah pengapuran secara basah,                yaitu: 
-  Kapur yang sudah disaring sampai lembut dibuat larutan kapur                  dalam bak besar/bejana (seperti yang digunakan untuk mengapur                  atau melabur dinding/tembok).
-  Isi biji pala ditaruh dalam keranjang kecil dan dicelupkan                  dalam larutan kapur sampai 2–3 kali dengan digoyang-goyangkan                  demikian rupa sehingga air kapur menyentuh semua isi biji.
-  Selanjutnya isi biji itu diletakkan menjadi tumpukan dalam                  gudang untuk diangin-anginkan sampai kering. 
Setelah proses pengapuran perlu diadakan pemeriksaaan terakhir                untuk mencegah kemungkinan biji-biji pala tersebut cacat, misalnya                pecah yang sebelumnya tidak diketahui.
Pengawetan biji pala juga dapat dilakukan dengan teknologi baru,                yakni dengan fumigasi dengan menggunakan zat metil bromida (CH3                B1) atau karbon bisulfida (CS2) 
Pengeringan Bunga Pala (Fuli) dijemur pada panas matahari secara perlahan-lahan selama beberapa                jam, kemudian diangin-anginkan. Hal ini dilakukan berulang-ulang                sampai fuli itu kering. Warna fuli yang semula merah cerah, setelah                dikeringkan menjadi merah tua dan akhirnya menjadi jingga. Dengan                pengeringan seperti ini dapat menghasilkan fuli yang kenyal (tidak                rapuh) dan berkualitas tinggi sehingga nilai ekonomisnya pun tinggi                pula.
Pemecahan tempurung biji pala dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
-  Dengan tenaga manusia : Cara memecah tempurung dari biji pala                  dilakukan dengan cara memukulnya dengan kayu sampai tempurung                  tersebut pecah. Cara memecah tempurung biji pala memerlukan keterampilan                  khusus, sebab kalau tidak isi biji akan banyak yang rusak (pecah)                  sehingga kulitasnya turun.
-  Dengan mesin : Cara ini banyak digunakan petani pala. Secara                  sederhana dapat diterangkan bahwa mekanisme kerja dan alat ini                  sama dengan yang dilakukan oleh manusia, yakni bagian tertentu                  dari mesin menghancurkan kulit buah pala sehingga yang tinggal adalah isi bijinya. Keuntungan dari penggunaan mesin adalah                  tenaga, waktu dan biaya operasionalnya dapat ditekan. Disamping                  itu kerusakan mekanis dari isi biji juga lebih kecil.
Untuk menentukan kualitas dari inti biji pala yang dihasilkan,                kriteria yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
A. Pala kupas ABCD:
- bji relatif berat
- bentuknya sempurna dan tidak keriput
- tidak diserang hama/penyakit
- tidak pecah/rusak mekanis.
B. Pala kupas RIMPEL:
- biji relatif berat 
- berkeriput 
- tidak pecah  
- tidak diserang hama/penyekit
C. Pala kupas B.W.P.
- berkeriput
 
-  ada kerusakan mekanis
 
-  diserang hama dan penyakit
 
-  ringan
 
Dari hasil penyortiran kualitas biji tersebut, kita akan mendapatkan                berat rata-rata yang berbeda, yakni:
-  Pala kupas ABCD dalam satu sak berat (90 kg).
-  Pala kupas RIMPEL dalam satu sak berat (80 kg).
-  Pala kupas B.W.P. dalam satu sak berat (75 kg).
Kriteria untuk menentukan standar kualitas fuli didasarkan pada                warna, bentuk serta kematangan dari fuli. Kriteria kualitas fuli                adalah:
-  Fuli I (moce one): dari buah yang sudah tua; keadaan fuli utuh;                  warnanya bagus (merah).
-  Fuli II (moce two): dari buah yang sudah tua; keadaan fuli                  tidak utuh lagi;
-  Gruis I dan II: fuli hancur; lapuk dan mudah pecah; warnanya                  hitam.
Khusus untuk Gruise II digunakan mesin penghancur untuk lebih menghaluskan                fuli.
Kualitas biji pala ditentukan oleh:
-  Jarak tanam: jarak tanam bukan saja mempengaruhi kuantitas,                  tetapi menentukan kualitas pala yang dihasilkan. Dengan jarak                  tanam yang rapat biasanya kita akan dapatkan buah-buah yang kecil.
-  Pemeliharaan: pemeliharaan juga mempengaruhi kualitas pala                  yang dihasilkan. Akibat dari pemeliharaan yang tidak baik buah                  pala mudah diserang oleh hama atau penyakit (terbelah putih) sehingga                  kualitas buah kurang baik.
-  Cara pemetikan dan prosesing: buah yang dipetik pada waktu                  masih muda, biji dan fuli yang kita dapatkan kualitasnya akan                  rendah. Demikian pula dengan prosesing yang kurang baik, misalnya                  penjemuran yang dilakukan secara tergesa-gesa, biji pala yang                  dihasilkan tentu akan banyak yang pecah.
Setiap kemasan diambil contohnya sebanyak 3 kg dari bagian atas,                tengah dan bawah. Contoh tersebut dicampur merata tanpa menimbulkan                kerusakan, kemudian dibagi 4 dan dua bagian diambil secara diagonal.                Cara ini dilakukan beberapa kali sampai contoh mencapai 3 kg untuk                dianalisa. 
-  Jumlah kemasan dalam partai: 1 sampai 100, minimum jumlah contoh                  yang diambil 5.
-  Jumlah kemasan dalam partai: 101 sampai 300, minimum jumlah                  contoh yang diambil 7.
-  Jumlah kemasan dalam partai: 301 sampai 500, minimum jumlah                  contoh yang diambil 9.
-  Jumlah kemasan dalam partai: 501 sampai 1000, minimum jumlah                  contoh yang diambil 10.
-  Jumlah kemasan dalam partai: lebih dari 1000, minimum jumlah                  contoh yang diambil 15.
- Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang                  berpengalaman/dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan                  suatu badan hukum.
Tujuan pengemasan adalah mencegah kerusakan produk hingga ke tangan                konsumen. Pengemasan yang umum adalah dengan karung plastik karena                dapat mencegah kerusakan dalam waktu yang relatif lama. Pengepakan                biji dan fuli pala dilakukan secara sederhana. Pala yang telah disortir                dipak dengan menggunakan karung goni berlapis dua. Rata-rata dari                setiap kualitas
pala adalah sebagai berikut:
-  Pala kupas ABCD dalam satu sak berat 90 kg.
-  Pala kupas RIMPEL dalam satu sak berat 80 kg.
-  Pala kupas B.W.P. dalam satu sak berat 75 kg.
Khusus untuk pengepakan fuli biasanya dilakukan dalam peti kayu                (triplek) dengan berat rata-rata 70-75 kg/peti. Hal-hal yang perlu                diperhatikan sebelum dilakukan pengepakan adalah: fuli yang akan                dipak harus difumigasi terlebih dahulu. Pemberian fumigant pada                biji pala dan fuli harus dilakukan di suatu ruang yang tertutup                rapat selama 2 x 24 jam. Fumigant yang biasa digunakan adalah Methyl                Bromida. 
Demikian artikel tentang 
Cara Budidaya Tanaman/ Pohon/ Buah Pala , Semoga bermanfaat.
baca jugaBudidaya Alpukat